!!!!!

Harus dibaca semua dulu dengan urut dari bawah: Archetype, Reptilian Brain, Limbic Brain, Cortex Brain & Pyramind of Unconscious.

The Indonesian Culture Code

A little Paradigm Shift must be prepared over here.
A critique I got: Too many foriegn case studies. Where is the Indonesian case study? Well, I don't have any, or it's still too litle. If it doesn't appears here it means we are still lack of it. Lets find out together, this the reason for this Blog. You are going to help me.

Saturday, February 3, 2007

Otak ke 2: Limbic

LIMBIC BRAIN
Limbic adalah emotional brain. Emotion adalah suatu dimensi yang amat sulit dimengerti. Dalam kebudayaan Amerika, pria memiliki kesulitan dalam memahami emotion dibandingkan wanita. Kita dapat kita lihat bahwa terdapat pendekatan emosi secara feminin dan ada pula pendekatan emosi secara maskulin. Jadi, apa sebenarnya otak Limbic ini? Pertama, Emotion bukanlah hal yang mudah. Ia selalu kontradiktif. I Love and I Hate and Both at the same time. Para ibu sangat paham hal ini. "Aku mencintai anak-anakku, tapi aku kadang kesal dan ingin membunuhnya! Wah, jadi mana yang benar, anda mencintainya atau ingin membunuhnya? Para ibu akan kesulitan menjawab pertanyaan ini. Mereka akan bilang "yah, gimana ya, ini kan berkaitan dengan emosi, ini kehidupan, sebenarnya saya cinta tetapi…". Begitulah emosi, tidak pernah jelas.
Pola-pola seperti itu juga sama dengan pola hubungan antara suami dengan istri, antara orang tua dan anak, pertemanan, sahabat. Semua memiliki dimensi emosional yang sangat kompleks.

Saat customer anda bilang mereka mencintai anda, apakah ini baik? Well, anda akan fikir itu baik. Anda fikir oke-oke saja bagi mereka mencintai anda, mencintai perusahaan anda, mencintai produk anda. TAPI, bagaimana kalau mereka hanya mencintai saja dan tidak pernah membeli produk anda? Apakah ini tetap baik? Atau anda lebih ingin customer anda membenci anda namun tetap terus membeli produk anda? Nah, anda bisa lihat bahwa hal-hal seperti ini lazim sekali kejadian didunia bisnis, dan ini bukan hal yang mudah untuk dipecahkan, karena ini tidak rasional, ini emotional.

Sangat menarik mempelajari bagian otak ini karena walaupun ini emotion, tetapi ada logicnya. Katakan saja ini Logic of Emotion yang ternyata adalah langkah yang harus dilalui satu persatu. Lihatlah cara BERCUMBU/SEDUCTION. Dalam bercumbu, kita perlu mengikuti langkah-langkah yang sangat penting. Anda harus menjalankan langkah x dulu, lalu menjalankan langkah y, baru kemudian langkah z. Bila kita salah melalukan langkah-langkah tersebut, salah satu dari kita akan merasa tidak nyaman. Jadi jelaslah bahwa logic of emotion ini adalah urutan dari hal-hal yang harus anda taati dan ikuti. Dan ini ternyata berbeda antara kebudayaan satu dengan yang lainnya.

Yang menarik ternyata ini semua adalah hal-hal yang didapatkan kemudian (acquired) oleh manusia, jadi, ini terimprint (imprinted). Bila kita lihat lagi pembahasan Otak Pertama (Reptillian), kita telah terlahir (builtin) dengan otak Reptillian. Otak Kedua, otak Limbic, ternyata didapatkan kemudian.


Otak Limbic berkembang dengan menyerap relationship antara bayi dengan ibunya antara umur O sampai sekitar 5 tahun, dan hubungan ini menciptakan struktur dan bentuk otak limbic ini. Da karena keterhubungan dengan sang ibu, maka dimensi emosional ini memiliki dimensi yang feminin. Mengapa? Dapat dilihat bahwa didalam banyak kebudayaan, sang ayah biasanya selalu pergi keluar,berburu, berusaha menaklukkan gangguan musuh atau binatang buas, dan membawa pulang makanan. Sementara, sang Ibu dapat dikatakan sebagai suatu bentuk kontinuitas dari masa pra-natal didalam rahim ibu. Bila kita mengkaji secara biologi, anak berasal dari ibu. Jadi semua species makhluk hidup memiliki suatu kesamaan karena kita semua berasal dari ibu.

Jadi, pengalaman pertama kita selalu sama, yaitu berasal dari dalam tubuh sang ibu. Saat kita lahir kita masih terhubung dengan tali pusar dengan ibu kita. Pada saat tali pusar sudah terlepas, ibu kita tetap ada disekitar kita, mendekap kita, menyentuh kita, didekat kita memberi susu pada kita. Dan pada saat kita menjauh atau dijauhkan, kita tetap harus kembali untuk disusui. Ini seperti didalam LINGKARAN. Kadang ada didalam lingkaran, kadang ada diluar, tetapi yang jelas, kita tetap menjalin kontak dengan lingkaran tersebut. Ini adalah hubungan dengan ibu. Dengan ini maka kita memiliki pengalaman tentang dicintai, dipeluk, disentuh, suatu kehangatan, suatu kebulatan (roundness). Semua ini kita pelajari dari ibu. Pengalaman seperti ini jarang kita dapatkan dari Ayah. Inilah mengapa Limbic memiliki dimensi yang sangat feminin.

No comments: