!!!!!

Harus dibaca semua dulu dengan urut dari bawah: Archetype, Reptilian Brain, Limbic Brain, Cortex Brain & Pyramind of Unconscious.

The Indonesian Culture Code

A little Paradigm Shift must be prepared over here.
A critique I got: Too many foriegn case studies. Where is the Indonesian case study? Well, I don't have any, or it's still too litle. If it doesn't appears here it means we are still lack of it. Lets find out together, this the reason for this Blog. You are going to help me.

Wednesday, February 7, 2007

Penerapan

Setelah anda memahami cara kerja ke 3 otak ini. Saya ingin ajak anda kembali ke pembahasan mengenai IMPRINTING. Imprinting adalah elemen penting yang berfungsi sebagai pembuat Archetype didalam fikiran kita (mind) dan kemudian membangun Struktur Mental dan menjelma menjadi Kebiasaan/budaya (Cultural Mental Structure). Ini disebut Metal Highway, suatu penciptaan struktur mental didalam otak kita yang akan dijadikan pedoman hidup oleh kita.

IMPRINTING IS REPTILIAN

Pengalaman pertama kita saat baru lahir/kanak-kanak tercetak sangat dalam(imprinted) dengan nuansa-nuansa yang berdimensi Reptilian, karena pada masa kanak-kanak itu hanya bagian reptilian lah satu-satunya bagian otak yang sudah aktif. Sudah ada semacam program didalam otak pada masa itu, misalnya: kita tahu harus bernafas, kita tahu jika "Didalam" itu artinya Ibu, kita tahu "Kehangatan" itu penting untuk survive, dan lain-lain. Ini adalah program yang tidak ada didalam kamus Otak Cortex. Imprint semacam ini milik Dimensi Reptilian. Kalau program ini tidak berfungsi, kita akan mati, tidak ada pilihan lain.

LOVE HAS BEEN INVENTED BY LIMBIC
Otak kedua adalah Emotion. Emotion juga elemen yang penting karena ia memberikan kita sinyal-sinyal kebaikan dan kejahatan, memberi sinyal peringatan tentang apa yang akan survive, dan apa yang tidak akan survive. Rapaille meyakini bahwa pada suatu masa tertentu, persepsi manusia akan cinta adalah suatu yang sengaja diciptakan (invented). Cinta diciptakan oleh otak kita, karena ia memberikan:
(1) menciptakan peluang bagi anak agar bisa survive, dan
(2) menciptakan keterkaitan antara Pria dan Wanita.

Bila Pria berada didekat wanita maka otomatis anak-anaknya akan memiliki peluang untuk dapat bertahan hidup lebih lama. Jadi lagi-lagi ini masalah reproduksi dan bagaimana cara merawat keturunannya. Jadi dimensi emotional dari Cinta diciptakan untuk memelihara/menjaga kontak antara pria dan wanita dan menciptakan durasi. Seperti kita tahu, Otak Reptilian sangat short time. Dia bertindak cepat dan langsung beres, ga ada urusan. Tapi setelah itu otak Limbic mengambil alih peran dan menciptakan hubungan terus menerus antara orang tua terhadap anak. Banyak penelitian membenarkan bahwa bila anak mendapat kasih sayang yang cukup, maka anak tersebut akan tumbuh lebih baik. Reptilian hanya berfikir hal-hal yang paling penting, Limbic berfikir bagaimana menolong Reptilian. Lalu datanglah Cortex yang berperan dalam menciptakan dimensi rasional dalam mengambil tindakan-tindakan yang berhubungan dengan survival dan reproduksi. Masalahnya bagi Cortex, karena diprogam untuk mengontrol, peranannya sering berlebihan sehingga kita tidak memiliki spontanitas lagi.

Konflik-konflik yang bisa kita amati diantara peranan otak ini sangat menakjubkan. Pada saat seseorang berkata: GIVE ME A GOOD REASON TO BELIEVE. Hmm lucu juga, kenapa saya butuh alasan supaya percaya? Kalau saya percaya, ya sudah, buat apa harus pakai alasan? REASON adalah CORTEX, BELIEVE adalah LIMBIC. Limbic tidak pernah tanya alasan-alasan. Kalau pertanyaannya Give Me a Good Reason to Love You. Apakah pertanyaan ini pas? Coba saja lihat. Apakah para Ibu perlu alasan untuk mencintai anaknya? Tidak! Para ibu sudah pasti mencintai anaknya, tidak perlu alasan-alasan segala,ini Reptilian. Reptilian selalu lebih unggul. Senakal apapun anak kita, kita tetap akan mencintai mereka, karena ia adalah keturunan kita, gen kita diprogram untuk menyelamatkan dan meneruskan keturunan kita.

Contoh1: Mungkin ada suatu masa dalam kehidupan anda pada saat anda masih Jomblo. Anda bercita-cita dan membuat list kriteria jodoh yang ideal. Jodoh ini harus bisa ini, anu, itu. Sadarilah, ini adalah pendekatan intelektual yang anda terapkan untuk menyongsong hidup anda. Tetapi sering kali, jodoh yang anda temui tidak persis seperti yang didalam list anda. Begitu anda temui seseorang, tahu tahu anda ngebet banget sama dia!!! Waktu anda ceritakan pada sahabat anda tentang jodoh anda itu, anda berkata: engg...dia bukan dari kalangan ini, sekolahnya cuma ini...dia tidak bisa itu.... dia masih ini... tapi sebodo deh, aku cinta banget sama dia. Lah, kok? Mungkin contoh yang menarik adalah dalam film Shallow Hal, dimana Jack Black naksir sama cewek gendut.

Dalam hal komunikasi, bila anda punya TOMBOL REPTILIAN, anda pasti akan menang. Pada saat lawan anda tidak punya tombol ini, dan hanya punya TOMBOL CORTEX, lawan anda akan kalah. Dalam hal produk, image, service dari perusahaan anda, Dimensi Reptilian akan lebih unggul.

Bila anda menawarkan reward secara Cortex saja, misalnya: ayolah pindah pakai produk saya, nanti saya beri anda 5%, eh tambah lagi 10%, ya udah tambah lagi 25%, ini akan terus terusan tak ada habisnya. BECAUSE NUMBERS DON' T CREATE LOYALTY, YOU CAN NOT BUY LOYALTY. Apa iya? Simple, apakah anda akan memberlakukan angka-angka seperti ini pada anak anda? pada Ibu anda? Pasti tidak, karena loyalty anda pada mereka sudah ada didalam otak kita, suatu keterikatan/loyalty yang sangat bernuansa genetis, lebih kuat dari apapun, ia berdimensi Reptilian.

Contoh2: Pada saat Chrysler dituntut oleh seorang ibu yang anaknya meninggal, Chrysler dituntut karena engsel pintu belakang Minivan buatan mereka ternyata bermasalah dan menyebabkan anak ibu itu terlempar dan mati. Chrysler mengungkapkan segudang data teknis tentang keakuratan pintu mobil itu dan bersikeras mereka tidak akan mau membayar ganti rugi. Namun sang Ibu hanya membutuhkan selembar foto reptilian. Ia menunjukkan foto anaknya yang mati. Sambil menangis ia cuma berkata: anakku telah mati.. Hasilnya? Chrysler harus membayar denda 185 ribu Dollar. Pada saat ada pertarungan antara Reptilian dengan Cortex, Reptilian pasti menang. Tidak penting lagi apa yang benar dan apa yang salah. Persepsi tenyata jauh lebih mengena, penjelasan-penjelasan teknis akan terlibas. Bila anda tidak punya argumentasi Reptilian, anda tidak akan pernah menang. Jadi memahami Dimensi Reptilian sangatlah penting! Ternyata ada KATA yang berdimensi reptilian yang bisa dipakai, ada juga GAMBAR berdimensi reptilian yang bisa dipakai, ada PERILAKU berdimensi reptilian yang bisa dipakai. Inilah yang dapat digunakan untuk memenangkan pertarungan ini.

contoh3: P&G, Sebuah perusahaan consumer goods dan makanan, memiliki brand yang bernama Olean. Olean memiliki produk bernama Olestra, suatu jenis minyak yang bila dicampur dengan berbagai makanan apapun, yang memakan tidak akan mendapat kolesterol. P&G sangat scientific dalam menjelaskan produknya, tetapi alasan scientific P&G tersebut tidak menolong mereka dipengadilan. Saat itu seorang ibu dengan membawa saksinya menuntut P&G dan menang. Si Wanita cuma bilang satu kata berdimensi reptilian: Diare. Saya terkena diare gara-gara memakai produk Olestra. Ternyata memang banyak keluhan yang muncul dengan masalah yang sama. Dan ibu ini berhasil memenangkan tuntutan.

Dari kejadian ini, kita dapat mempelajari bahwa setiap strategi komunikasi, strategi marketing, harus memperhatikan teori 3 otak ini. Caranya:

  1. Carilah TOMBOL REPTILIAN, misalnya AROMA, karena aroma berdimensi reptillian. Kenapa, karena bagian otak yang berkembang lebih dulu ternyata adalah otak yang berkaitan dengan penciuman. Bagian otak yg berkaitan dgn rasa berkembang setelahnya.
  2. Carilah Logic dari Emotion. Hmm.. sepertinya kok kontradiksi? Emotion kok dibikin logic? Sebenarnya emotion bisa dirunut-runutkan/dilogickan. Paling gampang adalah membayangkan Percumbuan/SEDUCTION. Bila anda ingin bercumbu dengan asik bersama pasangan anda, anda harus menciptakan mood yang baik. Ada langkah-langkah yang harus dilalui. Anda harus membangun suasana. Misalnya: saat anda mau ngeDATE, anda harus mandi dulu, berdandan dulu, lalu candle light, lalu ngobrol, lalu bersentuhan, lalu ini, lalu itu, dst. Nah, pada saat ada langkah yang terlewatkan (misalnya lupa gosok gigi, berlaku kasar, kentut), pasangan anda mungkin tidak mendapatkan kualitas mood yang sama dengan anda. Aha.. benar juga! There is a Way on How to Turn ON people otherwise you Turned OFF people.
  3. Sebagai penutup proses, Gunakan dimensi Cortex sebagai alibi intelektual. Cortex adalah suatu kondisi mental rasional yang anda butuhkan agar anda merasa nyaman dengan apa yang akan anda kerjakan. Otak kita berkata: Oke, saya akan jalankan, tapi berikan dulu angka-angka agar saya merasa nyaman melakukannya. Jadi, alibi intelektual sebenarnya bukanlah elemen kunci dalam hal komunikasi. Elemen utamanya tetaplah Reptilian. Alibi intelektual ya sebatas alibi intelektual, begitu saja.

CORTEX IS ALIBI

Contoh 4: Mengapa anda beli 4 Wheel Drive di Manhattan? O, kalau-kalau saya mau offroad. Hmm... di Manhattan mau offroad? sudah jelas, kalau orang bilang mau sekali2 offroad di Manhattan, jelas ini adalah suatu alibi intelektual, karena tidak ada tempat yang dekat di Manhattan yg bisa dipakai offroad. Dan ternyata 97% orang yang beli Four Wheel Drive di Amerika tidak pernah pergi offroad, bahkan mereka lebih suka menjaga mobilnya tetap kinclong dan bersih. Jadi, motivasi sebenarnya apa? Lihatlah 4WD badannya tinggi besar. Kenapa, karena kalau lebih tinggi, lebih ada perasaan aman. Nah, kalau anda gunakan Cortex, sebenarnya kendaraan yang tinggi itu juga mudah terbalik, jadi tidak aman. Tapi ternyata yang difikiran orang lain. Tidak penting masalah pertimbangan itu, PERSEPSI ORANG yang lebih unggul dalam argumentasi ini. Bila saya lebih TINGGI, saya lebih mampu SURVIVE. Bila ada yang mau menabrak SUV saya yang besar ini, dia yang mati, saya tidak. Kenapa orang beli mobil yang seperti tank (HUMMER) dan laku? Karena ini Reptilian, saya ingin kuat, tinggi, saya mau bertarung, saya akan memakan kamu, kamu tidak akan bisa memakan saya. Itulah message orang-orang yang membeli SUV. Lalu bagaimana trik para produsen mobil dalam menyediakan alibi-alibi agar orang mau membeli SUV? Disinilah kenapa didalam kendaraan ada fitur-fitur "basa-basi", yaitu fitur yang tidak benar-benar digunakan oleh pengemudi (non-usage features). Fitur ini hampir tidak pernah kita pakai. Misalnya fitur 4WD, kompas, gps. Semua ini adalah alibi intelektual semata. HARGA, angka-angka selalu merupakan alibi intelektual. Jadi perilaku orang sangat jelas: saya mau, tapi berikan dulu saya bukti-bukti intelektual agar saya mau melakukannya dan merasa puas. Hmmm.... jangan-jangan kenapa mobil Timor, Mazda MR, Maleo semuanya gagal, karena mobil-mobil itu sedan semua?? Mungkin orang Indonesia lebih senang mobil seperti Kijang. Family Car?, Multipurpose Vehicle? Entahlah.



Jadi setelah mempelajari 3 urutan ini, setiap strategi komunikasi harus selalu memperhatikan dimensi reptilian, limbic dan cortex. Kadang, reptilian yang cocok digunakan hanyalah sekedar "IMAGE", misalnya image yang muncul dari BAYI. Kita tahu bayi adalah image yang sangat kuat.

Contoh 5: Ada suatu contoh iklan dari Michelin. Michelin membuat iklan, anak-anak kecil ditaruh didalam ban mobil. Image ini sudah sangat kuat. Kita tidak perlu bicara banyak setelah ini. Kalau bikin iklan, jangan banyak bicara... tidak perlu bilang bahwa kita perlu menyelamatkan anak-anak kita, ini aman, dan lain-lain.Tidak usah. Cukup foto ban mobil dan bayi. Jreng! Setelah itu baru anda bubuhkan alibi, kita boleh bilang perusahaan kami punya pengalaman lebih dari 20 tahun bla bla bla. Harus disiapkan bahwa Otak Cortex akan minta alibi, tapi jangan lupa juga harga juga harus reasonable . Setelah dapat Tombol Reptilian, tinggal beri bumbu alibi, misalnya: "Untuk menyelamatkan bayi anda, apakah anda mau bernegosiasi terus dengan harga?". Disini, customer diajak berfikir tentang prioritas. Kalau mau pergi ke bulan, ya jelas, orang akan nego harga, karena pasti sangat mahal. Kalau cuma untuk ban mobil, cincay lah mahal dikit tidak apa-apa. Jadi, kalau customer tidak terusik secara emotional dengan iklan ini, customer tentu akan mempermasalahkan harga. Orang-orang advertising harus membiasakan berfikir dengan cara ini. Kadang komunikasi tidak perlu memakai kata-kata. Bahkan seringkali IMAGE lebih kuat dibandingkan kata-kata. Suara juga lebih kuat dibandingkan kata-kata. CORTEX ITU KATA-KATA, LIMBIC ITU FEELING AND EMOTIONS. Bila kita sudah faham betul ke 3 otak ini, kita bisa mendapatkan cara komunikasi secara archetype yang sangat dahsyat. Teory 3 otak ini sepenuhnya berkaitan dengan cara kita mengIMPRINT archetype diotak kita.

No comments: