!!!!!

Harus dibaca semua dulu dengan urut dari bawah: Archetype, Reptilian Brain, Limbic Brain, Cortex Brain & Pyramind of Unconscious.

The Indonesian Culture Code

A little Paradigm Shift must be prepared over here.
A critique I got: Too many foriegn case studies. Where is the Indonesian case study? Well, I don't have any, or it's still too litle. If it doesn't appears here it means we are still lack of it. Lets find out together, this the reason for this Blog. You are going to help me.

Wednesday, February 7, 2007

Penerapan

Setelah anda memahami cara kerja ke 3 otak ini. Saya ingin ajak anda kembali ke pembahasan mengenai IMPRINTING. Imprinting adalah elemen penting yang berfungsi sebagai pembuat Archetype didalam fikiran kita (mind) dan kemudian membangun Struktur Mental dan menjelma menjadi Kebiasaan/budaya (Cultural Mental Structure). Ini disebut Metal Highway, suatu penciptaan struktur mental didalam otak kita yang akan dijadikan pedoman hidup oleh kita.

IMPRINTING IS REPTILIAN

Pengalaman pertama kita saat baru lahir/kanak-kanak tercetak sangat dalam(imprinted) dengan nuansa-nuansa yang berdimensi Reptilian, karena pada masa kanak-kanak itu hanya bagian reptilian lah satu-satunya bagian otak yang sudah aktif. Sudah ada semacam program didalam otak pada masa itu, misalnya: kita tahu harus bernafas, kita tahu jika "Didalam" itu artinya Ibu, kita tahu "Kehangatan" itu penting untuk survive, dan lain-lain. Ini adalah program yang tidak ada didalam kamus Otak Cortex. Imprint semacam ini milik Dimensi Reptilian. Kalau program ini tidak berfungsi, kita akan mati, tidak ada pilihan lain.

LOVE HAS BEEN INVENTED BY LIMBIC
Otak kedua adalah Emotion. Emotion juga elemen yang penting karena ia memberikan kita sinyal-sinyal kebaikan dan kejahatan, memberi sinyal peringatan tentang apa yang akan survive, dan apa yang tidak akan survive. Rapaille meyakini bahwa pada suatu masa tertentu, persepsi manusia akan cinta adalah suatu yang sengaja diciptakan (invented). Cinta diciptakan oleh otak kita, karena ia memberikan:
(1) menciptakan peluang bagi anak agar bisa survive, dan
(2) menciptakan keterkaitan antara Pria dan Wanita.

Bila Pria berada didekat wanita maka otomatis anak-anaknya akan memiliki peluang untuk dapat bertahan hidup lebih lama. Jadi lagi-lagi ini masalah reproduksi dan bagaimana cara merawat keturunannya. Jadi dimensi emotional dari Cinta diciptakan untuk memelihara/menjaga kontak antara pria dan wanita dan menciptakan durasi. Seperti kita tahu, Otak Reptilian sangat short time. Dia bertindak cepat dan langsung beres, ga ada urusan. Tapi setelah itu otak Limbic mengambil alih peran dan menciptakan hubungan terus menerus antara orang tua terhadap anak. Banyak penelitian membenarkan bahwa bila anak mendapat kasih sayang yang cukup, maka anak tersebut akan tumbuh lebih baik. Reptilian hanya berfikir hal-hal yang paling penting, Limbic berfikir bagaimana menolong Reptilian. Lalu datanglah Cortex yang berperan dalam menciptakan dimensi rasional dalam mengambil tindakan-tindakan yang berhubungan dengan survival dan reproduksi. Masalahnya bagi Cortex, karena diprogam untuk mengontrol, peranannya sering berlebihan sehingga kita tidak memiliki spontanitas lagi.

Konflik-konflik yang bisa kita amati diantara peranan otak ini sangat menakjubkan. Pada saat seseorang berkata: GIVE ME A GOOD REASON TO BELIEVE. Hmm lucu juga, kenapa saya butuh alasan supaya percaya? Kalau saya percaya, ya sudah, buat apa harus pakai alasan? REASON adalah CORTEX, BELIEVE adalah LIMBIC. Limbic tidak pernah tanya alasan-alasan. Kalau pertanyaannya Give Me a Good Reason to Love You. Apakah pertanyaan ini pas? Coba saja lihat. Apakah para Ibu perlu alasan untuk mencintai anaknya? Tidak! Para ibu sudah pasti mencintai anaknya, tidak perlu alasan-alasan segala,ini Reptilian. Reptilian selalu lebih unggul. Senakal apapun anak kita, kita tetap akan mencintai mereka, karena ia adalah keturunan kita, gen kita diprogram untuk menyelamatkan dan meneruskan keturunan kita.

Contoh1: Mungkin ada suatu masa dalam kehidupan anda pada saat anda masih Jomblo. Anda bercita-cita dan membuat list kriteria jodoh yang ideal. Jodoh ini harus bisa ini, anu, itu. Sadarilah, ini adalah pendekatan intelektual yang anda terapkan untuk menyongsong hidup anda. Tetapi sering kali, jodoh yang anda temui tidak persis seperti yang didalam list anda. Begitu anda temui seseorang, tahu tahu anda ngebet banget sama dia!!! Waktu anda ceritakan pada sahabat anda tentang jodoh anda itu, anda berkata: engg...dia bukan dari kalangan ini, sekolahnya cuma ini...dia tidak bisa itu.... dia masih ini... tapi sebodo deh, aku cinta banget sama dia. Lah, kok? Mungkin contoh yang menarik adalah dalam film Shallow Hal, dimana Jack Black naksir sama cewek gendut.

Dalam hal komunikasi, bila anda punya TOMBOL REPTILIAN, anda pasti akan menang. Pada saat lawan anda tidak punya tombol ini, dan hanya punya TOMBOL CORTEX, lawan anda akan kalah. Dalam hal produk, image, service dari perusahaan anda, Dimensi Reptilian akan lebih unggul.

Bila anda menawarkan reward secara Cortex saja, misalnya: ayolah pindah pakai produk saya, nanti saya beri anda 5%, eh tambah lagi 10%, ya udah tambah lagi 25%, ini akan terus terusan tak ada habisnya. BECAUSE NUMBERS DON' T CREATE LOYALTY, YOU CAN NOT BUY LOYALTY. Apa iya? Simple, apakah anda akan memberlakukan angka-angka seperti ini pada anak anda? pada Ibu anda? Pasti tidak, karena loyalty anda pada mereka sudah ada didalam otak kita, suatu keterikatan/loyalty yang sangat bernuansa genetis, lebih kuat dari apapun, ia berdimensi Reptilian.

Contoh2: Pada saat Chrysler dituntut oleh seorang ibu yang anaknya meninggal, Chrysler dituntut karena engsel pintu belakang Minivan buatan mereka ternyata bermasalah dan menyebabkan anak ibu itu terlempar dan mati. Chrysler mengungkapkan segudang data teknis tentang keakuratan pintu mobil itu dan bersikeras mereka tidak akan mau membayar ganti rugi. Namun sang Ibu hanya membutuhkan selembar foto reptilian. Ia menunjukkan foto anaknya yang mati. Sambil menangis ia cuma berkata: anakku telah mati.. Hasilnya? Chrysler harus membayar denda 185 ribu Dollar. Pada saat ada pertarungan antara Reptilian dengan Cortex, Reptilian pasti menang. Tidak penting lagi apa yang benar dan apa yang salah. Persepsi tenyata jauh lebih mengena, penjelasan-penjelasan teknis akan terlibas. Bila anda tidak punya argumentasi Reptilian, anda tidak akan pernah menang. Jadi memahami Dimensi Reptilian sangatlah penting! Ternyata ada KATA yang berdimensi reptilian yang bisa dipakai, ada juga GAMBAR berdimensi reptilian yang bisa dipakai, ada PERILAKU berdimensi reptilian yang bisa dipakai. Inilah yang dapat digunakan untuk memenangkan pertarungan ini.

contoh3: P&G, Sebuah perusahaan consumer goods dan makanan, memiliki brand yang bernama Olean. Olean memiliki produk bernama Olestra, suatu jenis minyak yang bila dicampur dengan berbagai makanan apapun, yang memakan tidak akan mendapat kolesterol. P&G sangat scientific dalam menjelaskan produknya, tetapi alasan scientific P&G tersebut tidak menolong mereka dipengadilan. Saat itu seorang ibu dengan membawa saksinya menuntut P&G dan menang. Si Wanita cuma bilang satu kata berdimensi reptilian: Diare. Saya terkena diare gara-gara memakai produk Olestra. Ternyata memang banyak keluhan yang muncul dengan masalah yang sama. Dan ibu ini berhasil memenangkan tuntutan.

Dari kejadian ini, kita dapat mempelajari bahwa setiap strategi komunikasi, strategi marketing, harus memperhatikan teori 3 otak ini. Caranya:

  1. Carilah TOMBOL REPTILIAN, misalnya AROMA, karena aroma berdimensi reptillian. Kenapa, karena bagian otak yang berkembang lebih dulu ternyata adalah otak yang berkaitan dengan penciuman. Bagian otak yg berkaitan dgn rasa berkembang setelahnya.
  2. Carilah Logic dari Emotion. Hmm.. sepertinya kok kontradiksi? Emotion kok dibikin logic? Sebenarnya emotion bisa dirunut-runutkan/dilogickan. Paling gampang adalah membayangkan Percumbuan/SEDUCTION. Bila anda ingin bercumbu dengan asik bersama pasangan anda, anda harus menciptakan mood yang baik. Ada langkah-langkah yang harus dilalui. Anda harus membangun suasana. Misalnya: saat anda mau ngeDATE, anda harus mandi dulu, berdandan dulu, lalu candle light, lalu ngobrol, lalu bersentuhan, lalu ini, lalu itu, dst. Nah, pada saat ada langkah yang terlewatkan (misalnya lupa gosok gigi, berlaku kasar, kentut), pasangan anda mungkin tidak mendapatkan kualitas mood yang sama dengan anda. Aha.. benar juga! There is a Way on How to Turn ON people otherwise you Turned OFF people.
  3. Sebagai penutup proses, Gunakan dimensi Cortex sebagai alibi intelektual. Cortex adalah suatu kondisi mental rasional yang anda butuhkan agar anda merasa nyaman dengan apa yang akan anda kerjakan. Otak kita berkata: Oke, saya akan jalankan, tapi berikan dulu angka-angka agar saya merasa nyaman melakukannya. Jadi, alibi intelektual sebenarnya bukanlah elemen kunci dalam hal komunikasi. Elemen utamanya tetaplah Reptilian. Alibi intelektual ya sebatas alibi intelektual, begitu saja.

CORTEX IS ALIBI

Contoh 4: Mengapa anda beli 4 Wheel Drive di Manhattan? O, kalau-kalau saya mau offroad. Hmm... di Manhattan mau offroad? sudah jelas, kalau orang bilang mau sekali2 offroad di Manhattan, jelas ini adalah suatu alibi intelektual, karena tidak ada tempat yang dekat di Manhattan yg bisa dipakai offroad. Dan ternyata 97% orang yang beli Four Wheel Drive di Amerika tidak pernah pergi offroad, bahkan mereka lebih suka menjaga mobilnya tetap kinclong dan bersih. Jadi, motivasi sebenarnya apa? Lihatlah 4WD badannya tinggi besar. Kenapa, karena kalau lebih tinggi, lebih ada perasaan aman. Nah, kalau anda gunakan Cortex, sebenarnya kendaraan yang tinggi itu juga mudah terbalik, jadi tidak aman. Tapi ternyata yang difikiran orang lain. Tidak penting masalah pertimbangan itu, PERSEPSI ORANG yang lebih unggul dalam argumentasi ini. Bila saya lebih TINGGI, saya lebih mampu SURVIVE. Bila ada yang mau menabrak SUV saya yang besar ini, dia yang mati, saya tidak. Kenapa orang beli mobil yang seperti tank (HUMMER) dan laku? Karena ini Reptilian, saya ingin kuat, tinggi, saya mau bertarung, saya akan memakan kamu, kamu tidak akan bisa memakan saya. Itulah message orang-orang yang membeli SUV. Lalu bagaimana trik para produsen mobil dalam menyediakan alibi-alibi agar orang mau membeli SUV? Disinilah kenapa didalam kendaraan ada fitur-fitur "basa-basi", yaitu fitur yang tidak benar-benar digunakan oleh pengemudi (non-usage features). Fitur ini hampir tidak pernah kita pakai. Misalnya fitur 4WD, kompas, gps. Semua ini adalah alibi intelektual semata. HARGA, angka-angka selalu merupakan alibi intelektual. Jadi perilaku orang sangat jelas: saya mau, tapi berikan dulu saya bukti-bukti intelektual agar saya mau melakukannya dan merasa puas. Hmmm.... jangan-jangan kenapa mobil Timor, Mazda MR, Maleo semuanya gagal, karena mobil-mobil itu sedan semua?? Mungkin orang Indonesia lebih senang mobil seperti Kijang. Family Car?, Multipurpose Vehicle? Entahlah.



Jadi setelah mempelajari 3 urutan ini, setiap strategi komunikasi harus selalu memperhatikan dimensi reptilian, limbic dan cortex. Kadang, reptilian yang cocok digunakan hanyalah sekedar "IMAGE", misalnya image yang muncul dari BAYI. Kita tahu bayi adalah image yang sangat kuat.

Contoh 5: Ada suatu contoh iklan dari Michelin. Michelin membuat iklan, anak-anak kecil ditaruh didalam ban mobil. Image ini sudah sangat kuat. Kita tidak perlu bicara banyak setelah ini. Kalau bikin iklan, jangan banyak bicara... tidak perlu bilang bahwa kita perlu menyelamatkan anak-anak kita, ini aman, dan lain-lain.Tidak usah. Cukup foto ban mobil dan bayi. Jreng! Setelah itu baru anda bubuhkan alibi, kita boleh bilang perusahaan kami punya pengalaman lebih dari 20 tahun bla bla bla. Harus disiapkan bahwa Otak Cortex akan minta alibi, tapi jangan lupa juga harga juga harus reasonable . Setelah dapat Tombol Reptilian, tinggal beri bumbu alibi, misalnya: "Untuk menyelamatkan bayi anda, apakah anda mau bernegosiasi terus dengan harga?". Disini, customer diajak berfikir tentang prioritas. Kalau mau pergi ke bulan, ya jelas, orang akan nego harga, karena pasti sangat mahal. Kalau cuma untuk ban mobil, cincay lah mahal dikit tidak apa-apa. Jadi, kalau customer tidak terusik secara emotional dengan iklan ini, customer tentu akan mempermasalahkan harga. Orang-orang advertising harus membiasakan berfikir dengan cara ini. Kadang komunikasi tidak perlu memakai kata-kata. Bahkan seringkali IMAGE lebih kuat dibandingkan kata-kata. Suara juga lebih kuat dibandingkan kata-kata. CORTEX ITU KATA-KATA, LIMBIC ITU FEELING AND EMOTIONS. Bila kita sudah faham betul ke 3 otak ini, kita bisa mendapatkan cara komunikasi secara archetype yang sangat dahsyat. Teory 3 otak ini sepenuhnya berkaitan dengan cara kita mengIMPRINT archetype diotak kita.

Monday, February 5, 2007

Pyramid of Unconscious






Untuk memahami Piramida ini, terus terang anda harus mempersiapkan diri anda untuk lebih openmind, dan menerima suatu kondisi pergeseran Paradigma (Paradigm Shift).

Piramida ini terdiri dari:

  1. Lapisan Terbawah, yaitu dimensi BIOLOGY
  2. Lampisan kedua dari bawah yaitu CULTURE
  3. Lapisan Ketiga yaitu MENTAL SCRIPT ANDA sebagai manusia yang memiliki personality

BIOLOGY
Disini saya tidak akan membuat suatu justifikasi, dan anda bisa saja tidak setuju dengan apa yang saya katakan. Namun, akan sulit bagi kita untuk mengingkari kebenaran secara biologis.

Biology adalah Bio + Logic = Logic of Life

Bila kita mengingat kembali pada bahasan reptillian brain, kita menyetujui bahwa reptillian brain adalah yang paling kuat, namun ia berada dalam dimensi alam bawah sadar. Kita telah belajar bahwa reptillian brain hanya berfikir untuk dua hal saja: Survival dan Reproduction. Tanpanya, manusia akan punah. Lebih jauh lagi, yang dimaksud adalah survival dan reproduksi yang berkaitan dengan hubungan antara Pria dan Wanita. Walau kita sudah tahu bahwa Pria dan wanita adalah dua mahkluk yang berbeda secara organ sex, namun masih ada lagi sifat-sifat psikologis yang fundamental antara Pria dan Wanita yang sangat substansial yang harus kita ketahui dalam pelacakan biologis ini.

=================

PERBEDAAN BIOLOGIS ANTARA PRIA DAN WANITA (06 Maret 2007)

Men and Women are different, ada juga penulis yang membuat buku Men are from Mars, Women are from Venus. Agak menggelikan apa yang saya ingin jelaskan, namun boleh dong kita punya perspektif yang unik.

Bagi banyak anggapan, pria dianggap lebih Logical, sedangkan panita dianggap lebih bermain perasaan. Kita hampir semua sepakat tentang anggapan ini bukan? Lalu apabila ini kita ingin mencari penjelasan mengapa kedua mahluk ini berbeda, kita bisa selami dari dimensi biologis. Seseorang yang logical, biasanya serba mau yang jelas-jelas saja, serba yang cepat-cepat saja. Inilah Pria. Bagi pria, wanita itu misterius, susah ditebak. Sepertinya wanita ini adalah mahluk yang sangat kompleks dan rumit.

Secara reproduksi Pria harus mengeluarkan sperma,dan sekali keluar spermanya ribuan (LARGE QUANTITY). Wanita harus menerima sperma, dan dalam setiap pembuahan hanya 1 sperma yang boleh membuahi asset wanita, 1 indung telur saja (LIMITED/EXCLUSIVE). Lebih lanjut, dalam reproduksi, pria hanya butuh kurang dari 1 jam untuk mengeluarkan sperma (SHORT TIME), Wanita, dalam hal reproduksi butuh LIFETIME. Coba lihat ini: setelah berhubungan sex, hamil 9 bulan, melahirkan, menyusui, memberi makanan tiap hari, menjaga, menyekolahkan dst dst. Once a woman becomes a mother, she becomes a mother forever! Luar biasa, Tidak boleh ada sembarangan sperma masuk, karena begitu dia hamil, dia akan terikat seumur hidup dengan hasil reproduksinya dan indung telur juga terbatas jumlahnya. Jadi harus yang benar2 "atas kesepakatan"yg boleh membuahinya. Wanita bilang: Apakah kamu mau bertanggung jawab dan tetap ada disampingku melindungi aku dan anak2ku? Tunjukkan kalau kamu serius. Ayo tujukkan... ayo tunjukkan... mana... mana? Ini sih kurang... mana lagi...? Nah, begitulah wanita, sehingga wanita adalah makhluk yang punya keunikan, yaitu Emotion, sedangkan pria lebih Logical. Kita sudah tahu, emotion penuh dengan kontradiksi, tidak jelas kesini atau kesitu, selalu menuntut. Basically, karena didalam dimensi Reptilian, bagi wanita, reproduksi taruhannya adalah nyawa (misalnya bahaya kematian dalam persalinan) dan keterikatan seumur hidup dengan keturunannya, wanita butuh komitmen. Kebutuhan akan KOMITMEN yang membuat dia berperilaku spt itu.

Cara gampang untuk memvisualisasikannya adalah dengan membandingan:

  • Pria bisa dibayangkan seperti kotak dengan tuas switch ON dan OFF dan ada lampunya. Kotak ini jelas, bila tuas digeser keatas, lampu menyala, berarti tandanya ON. Bila digeser kebawah, maka lampu mati, berarti OFF
  • Wanita bisa dibayangkan seperti kotak dengan tuas switch ON dan OFF dan ada lampunya, tapi tidak jelas apakah sedang ON atau sedang OFF, atau bahkan tidak kedua-duanya, atau iya kedua-duanya, bahkan lampu menyala juga belum tentu ON.

Apa yang saya utarakan bukanlah menjelekkan wanita, namun justru ini adalah suatu fenomena yang luar biasa. Perbedaan ini tentunya kehendak Yang Maha Kuasa, dan bagi manusianya sendirilah yang harus memahaminya. Dengan memahami kedua perbedaan inilah justru kita memiliki lebih banyak pilihan dalam hidup.

Contoh:

  • Bila seorang suami tidak faham akan keinginan isterinya yang sebenarnya, maka kehidupan pernikahan akan dipenuhi konflik, apalagi kita hidup di alam Patriarki yang penuh dengan dominasi Pria. Bisa terjadi, dalam komunikasi yang mentok ini akan berakhir dengan kekerasan didalam rumah tangga. Dengan memahami alam fikir wanita, maka suami akan lebih paham mencari solusinya.
  • Bila seorang wanita menuntut kesetaraan gender atau bahkan secara lebih extrim ingin menjadi seorang Feminist. Bila ia tidak tahu code wanita secara biologis, faham Feminisme juga akan salah kaprah. Mereka akan menjadi militan, mengecilkan fungsi pria, mengabaikannya, menganggapnya mahluk yang tidak penting. Bila pria dibegitukan, maka tentu akan terjadi konflik lagi.

Jadi, sebenarnya peran komitmen ini akan selalu menjadi titik sentral dalam kehidupan wanita. Bila anda sedang dalam suatu interaksi dengan wanita, anda harus memperhatikan faktor ini. Bila anda berhasil mengetahui komitmen apa yang wanita butuhkan dalam suatu interaksi baik binis, sosial, komunikasi dll, maka anda tidak akan pernah dipusingkan dengan sifat wanita yang misterius.

========================

CULTURE
Pada saat manusia dilahirkan, manusia masih dalam kondisi tidak sempurna, maksudnya: masih butuh asuhan manusia lainnya. Bila kita tinggalkan bayi dihutan, maka bayi ini akan mati. Maka dari itu, peranan manusia lainnya (khususnya ibu) dalam memperpanjang dan menghidupi bayi tersebut adalah sangat penting. Dalam konsep diatas dimana manusia dilahirkan dalam keadaan tidak sempurna, maka proses penyempurnaan manusia baru ini membentuk suatu interaksi sosial. Contohnya: bagaimana sang merawat talipusar bayi tersebut, menyusui dan menggendong, mengajari dan sebagainya. Maka dari situ, muncullah values yang sangat kaya dengan racikan perilaku, tatanan, bahasa, tradisi, cara-cara, interaksi dan lain-lain.

Lihatlah foto ini. Apakah ada orang bule menggendong seperti ini? Eeeh, ingat-ingat lagi juga, kok hampir2 mirip dengan kita (saya, anda) yang juga pernah digendong pakai selendang Batik. Hmmm.. kenapa hampir seragam diantara kita, waktu kecil digendong pakai selendang batik?? Jangan-jangan ini kebiasaaan? Bukankah semua itu adalah budaya? Bukankah itu sangat spesifik untuk suatu kelompok? Hmmm mulai jelas bukan? Selanjutnya, bila dihubungkan antara biologi dan budaya, maka budaya/culture yang diterapkan pada si Bayi adalah Survival Kit bagi si Bayi. SurvivalKit inilah yang membimbing, sekaligus dipakai si bayi tumbuh dan akhirnya dewasa. Lihat lagi pandangan anak kecil itu. Ia ingin tahu, ada apa? mengapa? Masa-masa seperti inilah ia merekam (imprint) kesan-kesan yang dialaminya, khususnya yang mendalam. (last updated 12/02/07)


"Culture adalah Survival Kit"

MENTAL SCRIPT ANDA
Bagian ini, kita membicarakan tentang anda, personaliti anda, kita sebut Mental Script. Dimensi ini adalah Dimensi SADAR/conscious. Bila kembali pada pembahasan Archetype yang mencari Pola Dasar suatu kelompok dengan cara mencari kesamaan-kesamaan perilaku dialam bawah sadar (collective unconscious), maka Personality/Mental Script kurang bisa dijadikan landasan. Untuk diketahui, sebenarnya tidak ada manusia yang sama. Bahkan Kembar pun punya sidik jari yang lain, dan kembar juga lahir tidak bersamaan bukan?

Bayangkan bila anda baru berkenalan dengan seorang gadis cantik/pria tampan. Secara sadar, anda biasanya akan menampilkan hal-hal yang bagusnya saja dari diri anda, supaya lawan bicara anda senang. Sering kali pula, apa yang kita katakan bukanlah hal yang sebenarnya. Orang bilang, munafik. Kita sadar kalau kita banyak menampilkan sisi-sisi artifisial dalam aktivitas sosial kita. Kita juga berusaha menghindari konflik-konflik dalam bersosialisasi. Kadang, kita lebih cenderung menekan apa yang sebenarnya ingin kita katakan, karena takut menyulut konflik dengan lawan bicara. Kita lebih senang mengatakan apa yang "aman" bagi kita.

"Personality berasal dari Bahasa Latin = Topeng"

Jadi, apa yang orang katakan dan lakukan (what people say and do) adalah sesuatu yang digerakkan oleh alam sadarnya. Ia yang muncul di permukaan dan merupakan pucuk dari Piramida ini. Tepat dibawahnya, terdapat alam bawah sadar lapis terluar, yaitu Personality/Mental Script anda. Anda tinggal melihat Piramida ini. Bila anda hanya mencari personality anda saja, perjalanan anda cuma sampai disini. Namun, bila anda ingin menggali lebih dalam, jelas masih ada yang lebih substansi dalam menelusuri teka-teki culture code, yaitu menjelajahi culture. Dimensi Sadar adalah dimensi Cortex kebanyakan telah banyak diselimuti oleh rasio dan intelektualitas anda dan pengaruhnya terlemah. Area Limbic dimulai dari Personality/Mental Script Anda, lalu lebih dalam, lebih dalam, lebih dalam, sampai ke dimensi Reptilian.

Pada saat orang memuji barang dagangan kita, cortex kita berfikir: wah, kalau orang memuji barang kita, pasti barang ini oke punya. Atau, menurut penelitian yang scientific dan terukur, produk inilah yang dibutuhkan masyarakat. Tetapi ternyata setelah diluncurkan, produknya tidak laku! Ternyata orang cuma memuji-muji tanpa pernah membeli. Wah, ini sudah tidak rasional, ini pasti emotional. Dalam pergulatan bathin antara beli dan tidak beli, seseorang perlu di pencet "TOMBOL REPTILIANNYA", sesuatu yang bisa mengenai instinknya. Disinilah menariknya teori ini. Kita bisa mencari TOMBOL REPTILLIAN tersebut.

Saturday, February 3, 2007

Otak ke 3: Cortex

CORTEX BRAIN
Cortex berhubungan dengan intelektual, Rasional, logical, thinking. Bagian otak ini belum terbentuk sebelum umur 7 tahun. Ada penelitian yang mengatakan, kita belumlah memiliki mental tools yang lengkap untuk bagian cortex ini sebelum umur 7 tahun. Sebelum umur 7, anak2 belum memiliki kontrofersi atas QUANTITY. Contohnya begini: Ajaklah bermain seorang anak yang belum berumur 7 tahun. Buatlah 2 bola yang sama besar dari lilin malam/tanah liat. Tanyakan padanya, mana yang lebih besar? Ia akan menjawab: oh, sama. Lalu, tanpa menambah beratnya ubahlah salah satu bola menjadi ular-ularan. Tanyakan lagi padanya: mana yang lebih besar? dia akan menjawab: nah, sekarang lebih besar yang ular, atau kebalikannya. Tapi bila contoh ini ditunjukkan kepada seorang anak yang telah berumur 7 tahun atau lebih, ia akan bingung. Loh, kok masih nanya? kan sama? memangnya aku bodoh? Begitu celotehnya. Jadi, apapun yang terimprint sebelum umur 7 tahun, adalah sebelum CORTEX.

"Everything that being imprinted at the very early age, is before the intellectual dimension. And it is a lot more powerfull!"

Lalu apakah sebenarnya otak Cortex ini? Otak Cortex selalu berkata: Mari coba tenang, mari coba pahami dulu, coba cari sisi positif dan negatif sebelum berindak/melalukan pilihan. Jadi, ada kesan bahwa Cortex cenderung "Menunda", meminta waktu seperti ini adalah permintaan delay/penundaan.

Cortex juga berperan dalam mengontrol. Apa contohnya: ia akan meminta angka-angka, verifikasi yang sebenarnya kurang begitu natural. Jadi, fungsinya dalam memperlambat process (pengambilan keputusan) adalah sangat artifisial. Setiap kali anda membicarakan angka-angka, cobalah berfikir mengenai Reward and Recognition.

Contoh: Pada suatu saat, anda ingin memberi reward kepada seseorang. Anda berkata: Saya akan beri anda 10%! Well, tentu saja yang diberi reward akan tertarik dan kita semua pun tertarik dengan uang, karena uang dibutuhkan untuk membeli segala kebutuhan. Namun, bila anda punya sesuatu bentuk reward yang bersifat Reptillian, reward ini akan jauh lebih kuat dibandingkan Cortex. Juga bila anda anda memiliki sistem reward yang bersifat Limbic, tentu ini juga akan lebih kuat dibandingkan Cortex. Terbukti pada sistem Reward and Recognition, Uang adalah penting, namun ia adalah cara terlemah untuk menghargai orang, karena uang adalah Cortex. Hmm, mungkin itulah mengapa orang sering bilang: It's not about Money.

Jadi, mari kita lihat interkoneksi dari ketiga otak tersebut:

  • Reptillian bersifat sangat cepat. Instink selalu ingin mempercepat waktu. Ayo cepat cepat cepat!
  • Limbic adalah energy, emotion. Bila kita tengok pembahasan Limbic, tidak akan ada imprint didalam otak bila kita tidak punya emotion. Emotion adalah energi yang berperan menghasilkan Neurotransmitter didalam otak, yang dibutuhkan otak dalam membuat Imprint.
  • The Cortex bertugas mengendalikan/to control. Control control control. Cortex bertujuan untuk memperlambat Reptillian. Jangan agressif, jangan terlalu kuat dalam hal itu, calmdown, relax. Sifatnya ingin mengulur waktu,fikirkan beberapa kali sebelum anda berkata, karena anda tentu tidak ingin salah.

Menuntut ilmu di sekolah, anak-anak diajarkan untuk menggunakan cortexnya. Anak diajarkan untuk tidak boleh berisik, tidak boleh bebicara, tidak boleh berteriak, tidak boleh menangis. Cara-cara yang diterapkan dalam pendidikan kebanyakan adalah sangat Cortex. Sayangnya, sering kali pendidikan terlalu memaksakan Cortex agar menguasai Limbic dan Reptillian, sehingga kadang menghasilkan orang-orang yang "dingin" dan out of touch dengan emosinya, dan and out of touch dengan dimensi reptillian (survival), yang dulu mereka biasa alami saat mereka masih kanak-kanak.

(bersambung ...)

Otak ke 2: Limbic

LIMBIC BRAIN
Limbic adalah emotional brain. Emotion adalah suatu dimensi yang amat sulit dimengerti. Dalam kebudayaan Amerika, pria memiliki kesulitan dalam memahami emotion dibandingkan wanita. Kita dapat kita lihat bahwa terdapat pendekatan emosi secara feminin dan ada pula pendekatan emosi secara maskulin. Jadi, apa sebenarnya otak Limbic ini? Pertama, Emotion bukanlah hal yang mudah. Ia selalu kontradiktif. I Love and I Hate and Both at the same time. Para ibu sangat paham hal ini. "Aku mencintai anak-anakku, tapi aku kadang kesal dan ingin membunuhnya! Wah, jadi mana yang benar, anda mencintainya atau ingin membunuhnya? Para ibu akan kesulitan menjawab pertanyaan ini. Mereka akan bilang "yah, gimana ya, ini kan berkaitan dengan emosi, ini kehidupan, sebenarnya saya cinta tetapi…". Begitulah emosi, tidak pernah jelas.
Pola-pola seperti itu juga sama dengan pola hubungan antara suami dengan istri, antara orang tua dan anak, pertemanan, sahabat. Semua memiliki dimensi emosional yang sangat kompleks.

Saat customer anda bilang mereka mencintai anda, apakah ini baik? Well, anda akan fikir itu baik. Anda fikir oke-oke saja bagi mereka mencintai anda, mencintai perusahaan anda, mencintai produk anda. TAPI, bagaimana kalau mereka hanya mencintai saja dan tidak pernah membeli produk anda? Apakah ini tetap baik? Atau anda lebih ingin customer anda membenci anda namun tetap terus membeli produk anda? Nah, anda bisa lihat bahwa hal-hal seperti ini lazim sekali kejadian didunia bisnis, dan ini bukan hal yang mudah untuk dipecahkan, karena ini tidak rasional, ini emotional.

Sangat menarik mempelajari bagian otak ini karena walaupun ini emotion, tetapi ada logicnya. Katakan saja ini Logic of Emotion yang ternyata adalah langkah yang harus dilalui satu persatu. Lihatlah cara BERCUMBU/SEDUCTION. Dalam bercumbu, kita perlu mengikuti langkah-langkah yang sangat penting. Anda harus menjalankan langkah x dulu, lalu menjalankan langkah y, baru kemudian langkah z. Bila kita salah melalukan langkah-langkah tersebut, salah satu dari kita akan merasa tidak nyaman. Jadi jelaslah bahwa logic of emotion ini adalah urutan dari hal-hal yang harus anda taati dan ikuti. Dan ini ternyata berbeda antara kebudayaan satu dengan yang lainnya.

Yang menarik ternyata ini semua adalah hal-hal yang didapatkan kemudian (acquired) oleh manusia, jadi, ini terimprint (imprinted). Bila kita lihat lagi pembahasan Otak Pertama (Reptillian), kita telah terlahir (builtin) dengan otak Reptillian. Otak Kedua, otak Limbic, ternyata didapatkan kemudian.


Otak Limbic berkembang dengan menyerap relationship antara bayi dengan ibunya antara umur O sampai sekitar 5 tahun, dan hubungan ini menciptakan struktur dan bentuk otak limbic ini. Da karena keterhubungan dengan sang ibu, maka dimensi emosional ini memiliki dimensi yang feminin. Mengapa? Dapat dilihat bahwa didalam banyak kebudayaan, sang ayah biasanya selalu pergi keluar,berburu, berusaha menaklukkan gangguan musuh atau binatang buas, dan membawa pulang makanan. Sementara, sang Ibu dapat dikatakan sebagai suatu bentuk kontinuitas dari masa pra-natal didalam rahim ibu. Bila kita mengkaji secara biologi, anak berasal dari ibu. Jadi semua species makhluk hidup memiliki suatu kesamaan karena kita semua berasal dari ibu.

Jadi, pengalaman pertama kita selalu sama, yaitu berasal dari dalam tubuh sang ibu. Saat kita lahir kita masih terhubung dengan tali pusar dengan ibu kita. Pada saat tali pusar sudah terlepas, ibu kita tetap ada disekitar kita, mendekap kita, menyentuh kita, didekat kita memberi susu pada kita. Dan pada saat kita menjauh atau dijauhkan, kita tetap harus kembali untuk disusui. Ini seperti didalam LINGKARAN. Kadang ada didalam lingkaran, kadang ada diluar, tetapi yang jelas, kita tetap menjalin kontak dengan lingkaran tersebut. Ini adalah hubungan dengan ibu. Dengan ini maka kita memiliki pengalaman tentang dicintai, dipeluk, disentuh, suatu kehangatan, suatu kebulatan (roundness). Semua ini kita pelajari dari ibu. Pengalaman seperti ini jarang kita dapatkan dari Ayah. Inilah mengapa Limbic memiliki dimensi yang sangat feminin.

Otak ke 1: Reptillian

REPTILLIAN BRAIN
Reptillian = reptile? Tunggu, anda jangan pergi dulu. saya hanya memaparkan jejak-jejak temuan biologis dan tidak membuat judgment. Boleh saja anda tidak mempercayai teori ini, namun luangkan waktu anda untuk melihat juga fakta-fakta yang disajikan oleh Biologi. Yang jelas, ini bukanlah istilah yang baru direka-reka kemarin sore, namun istilah yang berasal dari penelitian Paul D. MacLean dari Yale University tahun 1935. Mengapa disebut begitu, karena pada masa embrio/pra-natal bentuk fisiologis janin manusia memiliki kemiripan dengan reptil dan mamalia. Dan manusia masih menyimpan peninggalan evolusi ini. Kita sudah terlahir dengannya, ini bukan sesuatu yang didapat (acquired) setelah kita lahir, jadi ini adalah sesuatu yang diturunkan. Otak ini terprogram untuk 2 hal utama saja yaitu Survival & Reproduction. Elemen-elemen utama ini adalah sangat fundamental dalam menentukan kemampuan survival dari suatu species.

Nun jauh didalam otak kita, walaupun kita tidak mengetahui secara jelas, namun secara instink kita tahu apa yang harus kita lakukan. There is a Reptillian Intellegence, it’s a program for survival. We know what to do, we know what is the priority.

Survival
Bila kita tidak bisa survive dan tidak bisa bereproduksi, maka spesies kita akan punah. Jadi, bisa kita lihat bagaimana perkasanya otak reptillian ini: AKU HARUS MAMPU SURVIVE. Bila tidak berfungsi maka spesies manusia akan punah. BTW, lihatlah proses evolusi pada binatang. Setiap binatang (mamalia) punya otak reptilian yang relatif sama, dan bila elemen utama tadi tidak berfungsi, misalnya tidak menemukan jenis species yang sama untuk berkembang biak, maka spesies akan punah. Inilah faktor kekuatan yang akan kita jabarkan secara lebih advance.

Reproduction
Lalu, apa arti reproduction? Akan sangat mengejutkan bagi anda, bahwa menurut Rapaille, CANTIK(Beauty) ternyata merupakan Dimensi Reptillian! Apa maksudnya? Maksudnya: saya akan menganggap seseorang cantik: bila saya merasakan GEN SAYA digabung dengan GEN DIA (lawan jenis), memperlihatkan kecocokkan dan kesempatan untuk bisa lebih SURVIVE. Bila saya penduduk Eskimo, orang gemuk saya anggap cantik, karena ia dianggap lebih mampu bertahan di musim dingin. Bila saya gabungkan gen saya dengan gen dia, maka keturunan-keturunan saya akan lebih terpelihara dan lebih survive di musim dingin yang panjang. Didaerah lain, dimana berlari berlari cepat mengindari kejaran binatang buas itu penting, maka yang cantik adalah yang memiliki kaki yang panjang. Karena gen saya bila digabungkan dengan gen dia akan menghasilkan keturunan yang mampu berlari kencang menghindari kejaran singa misalnya. Nah kesan relatifitas dari KECANTIKAN ini trenyata dapat lebih dimengerti bila kita gunakan cara fikir otak reptillian ini. Nun jauh didasar sana, secara tidak sadar, dan tak terprogram, anda tertarik pada orang lain yang mampu memberi kesempatan bagi gen anda untuk survive.

========

Lanjutan Reproduction, 08-03-07

Kemarin saya mendapat input dari kawan saya Pipit yang mengajukan buah pemikiran Leon Festinger. Setelah saya cari-cari, saya mencoba mengkait-kaitkan sendiri. Rupanya Festinger berbicara mengenai beberapa konsepnya antara lain ialah Cognitive Dissonance dan Social Comparation Theory.

Social comparison theory helps explain why people yearn to emulate the models they see in the media. Proposed by Leon Festinger (1957), social comparison theory suggests that people judge themselves largely in comparison to others. Want to know if you are attractive, popular, healthy, or smart? The only answer may lie in how you stack up to the people around you.

Membaca penjelasan mengenai Social Comparison Theory ini dan mengkait-kaitkan dengan bagaimana prinsip otak Reptilian bekerja dan menjalankan misi Reproduction, mungkin dapat dikatakan bahwa LINGKUNGAN (termasuk komponen sosial, manusia-manusia) sangat berpengaruh membentuk persepsi manusia-manusia yang tinggal disitu. Apakah ini bisa berarti manusia memiliki kecenderungan "latah"? Contohnya ialah definisi-definisi mengenai cantik (Beauty) yang kita bicarakan sebelumnya. Apakah konsep Festinger bisa menjadi referensi pendukung teori Reptilian ini? Silahkan anda menilai dan memberi saran.

===========



Bayi
Kita bisa lihat di televisi, bila pada suatu acara, pembawa acara membawa bayi manusia atau bayi hewan piaraan, bayi-bayi ini pasti lebih menarik perhatian kita dibandingkan sang pembawa acaranya. Lihatlah juga pengemis-pengemis dijalan raya, bila ia menggendong bayi/anak, hati kita akan langsung luluh. Mengapa, karena otak reptillian kita sangat termotifasi dan teraktifkan oleh sinyal Survival and Reproduction. Mengapa, karena dalam hal reproduksi, otak kita berkata: bayi adalah hasil reproduksi kita yang harus kita selamatkan.



Sex
Bila saya sebut Reproduksi, dalam banyak budaya biasaya yang langsung terfikirkan adalah dimensi SEXUAL. Tapi, cobalah fikirkan lagi: ternyata aktivitas sex ini bersifat sangat short time dan ternyata merawat bayi membutuhkan waktu yang jauh lebih lama. Jadi, Sex hanyalah satu elemen yang singkat saja, ia adalah salah satu bagian/sub dari reproduksi, bukan intinya. Ternyata PERTUMBUHAN/GROWTH: merawat anak-anak anda, memastikan anak-anak anda akan mampu survive, (secara tidak langsung apa yang anda lakukan adalah memastikan gen anda bisa survive) ternyata ini yang lebih utama dan penting. Di Level Reptillian, kita menganggap telah mencapai misi kita bila kita telah mampu melihat generasi penerus kita, kita dapat melihat masa depan kita. Sebagai contoh, ada seorang kakek 70 tahun, mengatakan sangat puas karena ia bisa melihat anak, cucu, cicit berkumpul. Ia dapat melihat 3 generasi didepannya. Ia mengatakan sangat merasa nyaman dan merasa sudah menyelesaikan tugas sebaik mungkin bagi keluarganya. Dalam banyak hal, sinyal survival dan reproduksi ini memberi kita kesan KEABADIAN/IMMORTALITY. Apabila kita yakin gen kita berhasil survive, bila kita yakin anak-anak kita berhasil survive, kita tidak merasa mati sia-sia. Walaupun saya sudah tidak ada didunia ini lagi, tapi generasi penerus saya akan terus survive. Inilah kekuatan dari Reptillian.



Archetype

Archetype bila dilihat dikamus bahasa Indonesia berarti Pola Dasar. Maksudnya adalah pola dasar secara kolektif yang menjadi landasan pengertian asosiatif terhadap suatu KATA atau kalimat. Namun secara keilmuan, definisi archetype adalah lebih rumit lagi. Dengan mempelajarinya kita masuk kedalam suatu perjalanan pecarian dan pemecahan arti kode-kode perilaku dan budaya yang tidak banyak diketahui orang. Teori Archetype yang terkenal berasal dari Carl Gustav Jung. Namun saat ini, secara kreatif, Dr Clotaire Rapaille mencoba memformulasi teori tersebut menjadi sesuatu yang aplikatif pada kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai Desainer dan Entepreneur, exercise dengan pola fikir yang kreatif sangat berfaedah dalam membuat karya desain maupun pendekatan analisa kultural atas segala sesuatu. Segala aspek sosial, komuniasi maupun enterpreneurship dapat memakai pola fikir ini. Maka dari itu kebanyakan pada pembahasan-pembahasan kita ini saya akan cenderung mengarahkan pada yg lebih aplikatif, sekali-sekali juga mengintepretasi secara historis dan filosofis. Tentu saja dalam sudut pandang seorang Antusiast, karena saya bukanlah scholar dalam hal psychoanalysis.

Posting artikel tentang Archetype, Reptilian, Limbic, Cortex dan Juga Pyramid of Unconscious didalam Blog ini, saya hanya menuturkan kembali apa yang telah dikerjakan oleh Rapaille, Jung, kadang juga Freud. Saya ingin berbagi rasa dengan anda dalam memahami pemikiran mereka. Setelah itu, saya akan mengajak anda bersama-sama dengan saya menjadi Indiana Jones dalam menggali culture codes Indonesia. Mari kita mulai!

IMPRINT
Rapaille dahulu adalah seorang psikiatris yang spesialisasinya adalah anak-anak penderita Autis, anak yang tidak bisa berbicara. Pada saat itu ia mencoba mencari apa penyebab mengapa si anak tidak bisa belajar bahasa/berbicara secara normal. Dalam penelitiannya di Geneva, diketahui bahwa EMOSI adalah faktor utama yang sangat berpengaruh dalam menciptakan IMPRINT (kesan mendalam yang bertansformasi menjadi asosiasi/persepsi) atas suatu KATA. Segala sesuatu yang kita lakukan, selalu didasari oleh IMPRINT yang PERTAMA, dan imprint di OTAK ini diciptakan oleh EMOSI. Emotion adalah kekuatan yang menghasilkan neurotransmitter (reaksi kimiawi hormon) yang saling menciptakan interkoneksi antara neuron (sel saraf otak) yang satu dengan neuron yang lain didalam otak. Agar terjadi interkoneksi antar neuron, neurotransmitter tadi harus mampu dibangkitkan. Pada anak-anak Autis, mereka bukannya bodoh bahkan banyak yang sangat cerdas, tapi mereka tidak memiliki kualitas emosi yang sama dengan kita, sehingga ia tidak mampu membangkitkan neurotranmitter dengan kualitas yang sama dengan kita.

RainMan adalah contoh yang baik. Walaupun RainMan tidak sepenuhnya autis (karena ia masih bisa bicara), tapi ia adalah ilustrasi yang bagus bagi orang awam untuk mengerti mengenai emosi. Pada saat ia dicium oleh seorang wanita didalam lift, si wanita bertanya; bagaimana rasanya, ia jawab; mmm basah. Pada saat RainMan pergi, saudaranya sangat emosional tapi RainMan terkesan lempeng-lempeng saja. Nah, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa Emotion adalah faktor yang teramat penting dalam penciptaan persepsi.



THE NOTIONS OF TIME
Menelusuri masa/waktu menjadi sangat penting. Dengan menelusuri saat terciptanya IMPRINT PERTAMA, kita akan mampu menemukan jalan untuk memahami EMOSI MACAM APA yang digunakan utk menciptakan imprint tersebut. Lantas, imprint pada waktu yang bersamaan menciptakan MENTAL HIGHWAY yang berkaitan erat dengan KATA atau LABEL. Anak memiliki tingkatan emosi yang berbeda-beda berdasarkan tingkat perkembangan hidupnya. Pada tahap awal ia sangat emosional, namun semakin besar dan dewasa semakin otak dikuasai oleh Otak Cortex, tingkat emosinya semakin berkurang dan menjadi lebih rasional. Jadi, mencari tahu KAPAN sesuatu itu tercetak (IMPRINTED) adalah hal penting.

Ilustrasi I: Saat Folgers Coffee, perusahaan pembuat kopi di Amerika mencari imprint Kopi bagi orang Amerika, mereka meneliti bahwa pengalaman pertama anak-anak di Amerika mengenai kopi adalah pada umur sekitar 2 tahun. Tapi pada saat itu ternyata anak belum minum kopi. Lalu apa interaksi pertama anak dengan kopi? Ternyata pengalaman pertama mereka adalah tentang AROMA. Mungkin mereka mencium aroma dari kopi yang diminum orang tuanya. Pada saat sudah agak besar, anak Amerika mulai mencoba kopi dan ternyata tidak suka rasanya. Lalu mereka menambahkan susu dan cream untuk menyembunyikan rasa kopi itu. Penelitian oleh P&G membuktikan bahwa 65% orang Amerika lebih suka aroma kopi, 45% lebih suka rasa. Nah, dari sini tersajilah pilihan bagi perusahaan pembuat kopi, apakah mereka mau menguasai aroma atau rasa? Secara imprint telah diketahui bahwa terdapat tingkatan-tingkatan emosi yang berbeda kekuatannya, maka kita tinggal mempelajari tingkatan itu, dengan itu kita memprioritaskan langkah kita. Pengalaman yang pertama selalu akan lebih kuat dibandingkan dengan pengalaman yang kedua. Temuan ini akan menjadi faktor penentu untuk membuat produk, advertising maupun strategi komunikasi.

THE NOTIONS OF LANGUAGE
Diketahui pula bahwa setiap KATA yang kita imprint, setiap element kehidupan yang kita imprint, memiliki KODE. Kode ini sangat penting dan dapat kita pecahkan. Penelitian Rapaille juga memasuki wilayah ARTI KATA. Ia melakukan pengamatan saat mempelajari cara anak-anak belajar bahasa Jerman, Perancis dan Italy. Diketahui bahwa KATA juga dapat diartikan berbeda antara budaya satu dan budaya lainnya. KATA yang SAMA bisa memiliki arti yang BERBEDA di negara lain.

Ilustrasi II: apabila anda ingin berbisnis shampoo dan anda ingin memakai simbol MATAHARI (SUN). Misalnya diberi merk SUNSILK dan ingin menjualnya di Perancis dan Jerman. Bila kita tidak tahu bahwa SUN memiliki arti imprint dan KODE yang berbeda antara Jerman dan Perancis, kita dapat melakukan kesalahan strategi komunikasi. Bagi Perancis, SUN adalah laki- laki, Louis XIV adalah The Sun King. Bagi Perancis, laki-laki bersinar, brilliant. MOON adalah feminin (laluna), sifatnya Up and Down, active at night. The moon doesn’t shine by her self, She receives the light from the Sun. Ternyata pada budaya Jerman bertolak belakang dengan Perancis. Bagi Jerman SUN adalah wanita. Bagi orang Jerman, hanya wanita memberi sinar dan kilau pada dunia. Wanita Jerman juga macho berani pada pria. MOON bagi mereka adalah pria. SUN adalah wanita. Pria jerman bersifat Up and Down seperti wanita. Churchill pernah berkata: Your can always expect the German to be up to your throat and down to your knees. Up and down. Pria Jerman selalu ingin menjadi Dewa dan harus menjadi yang TERTINGGI, dan bila ia gagal mereka akan merasa DOWN. Kematian tidak cukup, kehancuran adalah solusi satu-satunya. Bila kita lihat dahulu seragam tentara Jerman sangat gelap, seperti Bulan. Nah, jadi bisa dilihat bahwa budaya suatu negara dapat diartikan lain oleh budaya lainnya.

Ilustrasi III: Suatu saat Nestle mencoba teory ini untuk menjual kopi di Jepang 30 tahun yang lalu. Pada saat itu Nestle tidak sukses menjual kopi instant di Jepang. 30 tahun yang lalu Jepang tidak kenal kopi, maka solusinya adalah menciptakan IMPRINT untuk anak-anak jepang, dengan cara menambahkan RASA kopi tanpa kafein pada beberapa jenis makanan anak-anak. Dan ini ternyata berhasil.

Mengapa kopi di Italy sama sekali berbeda dengan kopi di Amerika? Bila anda meminum kopi sebanyak orang Amerika tapi yang anda minum adalah kopi Italy, bisa bisa anda mati berdiri! Karena konsep kopi dan perilaku minum kopinya berbeda diantara kedua negara itu. Mengapa makan malam di Spanyol dan di Amerika waktunya berbeda? Jika anda ingin makan malam pukul 5.30 di Spanyol, jam segitu tidak ada restoran yang buka. Sebaliknya di Amerika, ada sudah bisa mulai makan malam pukul 5.30. Kalau begitu, pasti ada yang berbeda, inilah yang ingin dicari.

Untuk dapat memahami Cultural Archetype lebih baik, ada elemen- elemen yang berbeda yang harus dipahami, anda harus memahami pertama adalah:

THE THREE BRAINS THEORY:
Walaupun otak kita terdiri dari banyak bagian, namun dalam pembahasan mengenai Culture Code, terdapat tiga bagian otak yang lebih berperan dibandingkan dengan bagian-bagian otak yang lain. Memahami peran ketiga otak ini, Reptillian, Limbic dan Cortex, sangat penting dalam "melacak" cara-cara kita meng-IMPRINT kehidupan.

Teori 3 otak Ini adalah cara baru untuk mengetahui WHY PEOPLE DO WHAT THEY DO. Begitu anda pahami teori tiga otak ini, anda akan terus menggunakannya. Anda akan menggunakannya sebagai referensi dalam melihat apa yang orang kerjakan, bagaimana ia mengerjakannya, mengapa mereka lakukan. Terdapat tingkat-tingkatan berbeda dalam interpretasi mereka, perilaku mereka dan apa yang akan mereka ucapkan. Teori akan sangat berguna bagi pekerjaan anda, baik Product Mangement, Adverstising, leaderships, reward & recognition, loyalty dan lain-lain. Semua aspek kehidupan, pekerjaan dan bisnis dapat memakai pendekatan ini.

THE PYRAMID OF THE UNCONSCIOUS
Merupakan keterhubungan antara "Biology", "Culture" and "Personal Script Anda". Alasan Biologis ternyata adalah dasar dari segalanya. Ia adalah titik sentral yang mampu menjawab asal mula perilaku kultural dimana kehidupan sebenarnya adalah masalah prioritas bertahan hidup dan meneruskan keturunan (Survival and Reproduction).

Membaca Karakter Orang Indonesia, Untuk Apa?

Cara gampang bicara Culture, ingat saja Turis. Anda mungkin tidak memperhatikan. Saat anda menjadi Turis di luar negeri, ada saja yang membuat anda tersenyum/cemberut. Anda dan teman/saudara/orang tua berceloteh:


  • "Ih, lucu ya, ternyata orang Malaysia tuh suka ini.."
  • "Eh, coba deh, orang Jerman pasti marah kalau di.."
  • "Psstt, tau nggak, cowok Italy demen yang .."
  • "Idiih aneh banget, ikan mentah kok dimakan..?"
  • "Salut deh,nyimpen Wine di dalam gudang sampai puluhan tahun, ngga lupa yach!"
  • "Sebel banget, masa L.A jam 7 malam gini toko udah pada tutup!

Nah sebaliknya, bila anda bisa berubah menjadi kancing baju yang sedang dikenakan orang asing yang sering berurusan dengan orang Indonesia, anda akan dengar komentar mereka tentang Indonesia:

  • Wah, barang-barangnya murah, sungguh potensial, tapi ...
  • Eh, makanan Indonesia itu menarik loh, tapi...
  • Luar biasa, orang Indonesia itu ramah sekali, tapi....
  • Hmm, orang Indonesia terkenal sabar tapi...

Terasa, pada saat anda berkunjung ke negara lain, anda akan lebih peka akan perbedaan-perbedaan perilaku disana. Anda juga tidak akan memungkiri, banyak TAPI TAPI TAPI yang meluncur dari mulut orang Asing bila memuji Indonesia. hmm, jangan anggap sepele, kenapa sih harus ada buntut-buntutnya? Jangan-jangan ada sesuatu yang tidak konek? jika kita bisa mempelajari perbedaan-perbedaan sifat dan perilaku berbagai suku bangsa di dunia ini, faktor-faktor pendorong perilaku itu, alangkah asyiknya. Kita bisa bongkar dan kita perbaiki. Tapi bagaimana caranya??

Alam Semesta sebenarnya bersedia berdialog dengan manusia. Fenomena alam menyediakan banyak penjelasan dan cerita-cerita yang bisa dipahami (logis/logic). Alam Semesta bertaburan logic. Ada Logic of Life, Logic of Emotions, Logic of Religion, dan lain lain. Sang Pencipta telah menyediakan segala fasilitas ini untuk kita pelajari, namun ini hanya untuk manusia yang mau befikir, meresapi dengan hati yang terbuka. Namun, tentu saja No Pain No Gain. Ini harus digali, kita perlu membawa "Kaca Pembesar" untuk memecahkan kode perikehidupan (baca: budaya) manusia.

Kita perlu menyiapkan perangkat. Khususnya dari sisi teori dan dari proses. Kalau kita memikirkan DNA Code, maka yang tergambar di otak kita adalah suatu struktur/susunan informasi-informasi genetis. Saat ini, beberapa beberapa faham yang berkaitan dengan psycho analysis berpendapat bahwa fenomena-fenomena kultural ternyata membawa pesan (CODE) yang bisa kita pecahkan. Karena kode terdiri dari susunan-susunan dan struktur, maka ada proses yang harus dipelajari. Dalam "aliran" ini dikatakan kode tersebut tersembunyi dibalik alam bawah sadar kita. Alam bawah sadar ternyata belapis-lapis. Untuk dapat mengakses kode tersebut kita perlu memahami beberapa metodenya.

Gambar ini menjelaskan arti CODE di Blog ini, harus diputar secara urut agar bisa terbuka. Ada urutannya

Saya ingin mencari CODE Indonesia.



Yang saya maksud dengan budaya bukanlah tarian, nyanyian, lukisan. Memang itu semua adalah topik kebudayaan yang sangat saya minati , namun itu adalah definisi budaya yang lebih tinggi. Budaya yang saya maksud adalah kebiasaan orang sehari-harinya yang melatar belakangi apa yang ia lakukan. Terdapat kesamaan struktur dan pola dasar yang bertebaran disana.

12 tahun yang lalu saya sangat tertarik dengan bacaan-bacaan populer mengenai psycho analysis, filsafat, religi dan keindahan-keindahan hati. Namun karena kesibukkan kerja, maka lama kelamaan terlupakan. Baru pada tahun 2006, pada saat saya ingin menelaah masalah ketenaga kerjaan orang Indonesia, saya mulai kembali mempelajari karakter manusia Indonesia, etos kerjanya. Tanpa sadar saya tersedot kembali pada topik psycho analysis dan mencari kode-kode yang tersimpan didalam budaya perilaku sehari-hari, mengapa kita menyukai ini dan tidak menyukai itu, mengapa kita berucap ini dan tidak berucap itu dan lain-lain. Maka kembali saya berselancar meneliti paham-paham psycho analysis, favorit saya adalah Sigmund Freud , Carl Gustaf Jung, dan Clotaire Rapaille. Saya juga tergerakkan oleh sebuah buku kecil berjudul Manusia Indonesia - Sebuah Petanggung Jawaban; karya Mochtar Lubis 1977. Pada zamannya, buku ini kontroversial, mengundang kritik pedas dari kaum intelektual masa itu. Memang pendekatan Moch Lubis tidak sedetail sampai ke psycho analysis, maka dari itu, mungkin dengan penelusuran kita, buku Beliau bisa kita sempurnakan.

AWARENESS

Alasan apakah yang memotivasi saya mengangkat topik ini? Sebagai seorang warga negara Indonesia, saya sangat prihatin dengan krisis multi dimensi yang terus bergulir dari waktu kewaktu di negara saya yang tercinta ini. Kita memiliki ribuan pulau, tanah yang subur, air, kayu, minyak dan mineral, apapun kita ada. Harusnya kita sudah sangat berjaya! Tetapi mengapa negara ini tidak seperti seharusnya sebuah bangsa yang besar? Apakah ada yang salah dari budaya kita, yang membuat kita menjadi bengkok? Bahkan, saya sampai berfikir apakah bangsa ini mengidap genjala inferioritas? Dimanakah saya bisa mencari jawaban untuk pertanyaan ini semua?? Bila kita mampu mendalami suatu dimensi ketidak sadaran kolektif (Collective Unconscious) pada BANGSA ini, sebagai warga negara kita akan punya banyak pilihan dalam bertindak. Jelas, bila anda tahu siapa diri anda, anda akan lebih intelligent, mampu memahami fenomena sekitar, dan mampu bertindak lebih benar.

If you become aware of the FORCES that make you DO THINGS, and WHY you DO THINGS, you have more freedom!

Buat saya, proses penelusuran ini akan sangat mengasyikkan. Kita bisa mengetahui berbagai alasan Why People Do What they do. Kita akan menyadari bahwa jawaban yang sebenar-benarnya hanya akan kita peroleh dari penggalian yang ada pada diri orang lain. Kita akan menjadi lebih bijak dan lebih mau mengerti orang lain. Kacamata baru ini akan kita gunakan terus menerus. Jadi, tujuannya adalah AWARENESS (menyadari), memecahkan kode, menemukan apa yang sudah ada disana, menemukan KEKUATAN yang mendorong untuk bertindak (the forces that bring action) dalam dimensi alam bawah sadar, dan bagaimana kekuatan-kekuatan ini membentuk hidup kita, mengatur apa-apa yang kita lakukan, semua yang kita lakukan.

Bila kita temukan CODE ini, kita akan menemukan KARAKTER, SOUL, RUH dari segala sesuatu. Dengannya kita bisa melahirkan PRODUK, BRAND, COMMUNICATION, MUSIK, FILM, yang punya ciri khas, mengena dan filosofis.

Archetype (Pola Dasar / Karakter) orang Indonesia yang akan kita hasilkan disini akan saya pelihara untuk tetap HIDUP, maksudnya, tetap boleh dibongkar lagi sampai kita menemukan kode kultural sebenarnya dari Indonesia. Disini kita selalu berfokus pada: WHY. Kenapa mereka bertindak spt ini, mengapa mereka membeli ini, mengapa mereka bertindak spt ini, mengapa mereka suka ini dan tidak suka itu.

Saya sadar, bahwa pendekatan dalam Blog ini sangat Western Centric, maka dari itu, pada saatnya nanti saya pun akan mencoba mengungkapkan bahwa didasar sekali dari alam bawah sadar manusia, terdapat persimpangan yang menuju ke arah spiritual, yang saya percaya sebagai GodSpot. Dengan memperkaya pemikiran-pemikiran barat dengan falsafah ketimuran yang spiritualisme, saya rasa hidup kita akan menjadi lebih baik, anda akan lebih mau saling memahami, lebih mau saling perhatian satu sama lainnya.

Terima kasih.