!!!!!

Harus dibaca semua dulu dengan urut dari bawah: Archetype, Reptilian Brain, Limbic Brain, Cortex Brain & Pyramind of Unconscious.

The Indonesian Culture Code

A little Paradigm Shift must be prepared over here.
A critique I got: Too many foriegn case studies. Where is the Indonesian case study? Well, I don't have any, or it's still too litle. If it doesn't appears here it means we are still lack of it. Lets find out together, this the reason for this Blog. You are going to help me.

Monday, February 5, 2007

Pyramid of Unconscious






Untuk memahami Piramida ini, terus terang anda harus mempersiapkan diri anda untuk lebih openmind, dan menerima suatu kondisi pergeseran Paradigma (Paradigm Shift).

Piramida ini terdiri dari:

  1. Lapisan Terbawah, yaitu dimensi BIOLOGY
  2. Lampisan kedua dari bawah yaitu CULTURE
  3. Lapisan Ketiga yaitu MENTAL SCRIPT ANDA sebagai manusia yang memiliki personality

BIOLOGY
Disini saya tidak akan membuat suatu justifikasi, dan anda bisa saja tidak setuju dengan apa yang saya katakan. Namun, akan sulit bagi kita untuk mengingkari kebenaran secara biologis.

Biology adalah Bio + Logic = Logic of Life

Bila kita mengingat kembali pada bahasan reptillian brain, kita menyetujui bahwa reptillian brain adalah yang paling kuat, namun ia berada dalam dimensi alam bawah sadar. Kita telah belajar bahwa reptillian brain hanya berfikir untuk dua hal saja: Survival dan Reproduction. Tanpanya, manusia akan punah. Lebih jauh lagi, yang dimaksud adalah survival dan reproduksi yang berkaitan dengan hubungan antara Pria dan Wanita. Walau kita sudah tahu bahwa Pria dan wanita adalah dua mahkluk yang berbeda secara organ sex, namun masih ada lagi sifat-sifat psikologis yang fundamental antara Pria dan Wanita yang sangat substansial yang harus kita ketahui dalam pelacakan biologis ini.

=================

PERBEDAAN BIOLOGIS ANTARA PRIA DAN WANITA (06 Maret 2007)

Men and Women are different, ada juga penulis yang membuat buku Men are from Mars, Women are from Venus. Agak menggelikan apa yang saya ingin jelaskan, namun boleh dong kita punya perspektif yang unik.

Bagi banyak anggapan, pria dianggap lebih Logical, sedangkan panita dianggap lebih bermain perasaan. Kita hampir semua sepakat tentang anggapan ini bukan? Lalu apabila ini kita ingin mencari penjelasan mengapa kedua mahluk ini berbeda, kita bisa selami dari dimensi biologis. Seseorang yang logical, biasanya serba mau yang jelas-jelas saja, serba yang cepat-cepat saja. Inilah Pria. Bagi pria, wanita itu misterius, susah ditebak. Sepertinya wanita ini adalah mahluk yang sangat kompleks dan rumit.

Secara reproduksi Pria harus mengeluarkan sperma,dan sekali keluar spermanya ribuan (LARGE QUANTITY). Wanita harus menerima sperma, dan dalam setiap pembuahan hanya 1 sperma yang boleh membuahi asset wanita, 1 indung telur saja (LIMITED/EXCLUSIVE). Lebih lanjut, dalam reproduksi, pria hanya butuh kurang dari 1 jam untuk mengeluarkan sperma (SHORT TIME), Wanita, dalam hal reproduksi butuh LIFETIME. Coba lihat ini: setelah berhubungan sex, hamil 9 bulan, melahirkan, menyusui, memberi makanan tiap hari, menjaga, menyekolahkan dst dst. Once a woman becomes a mother, she becomes a mother forever! Luar biasa, Tidak boleh ada sembarangan sperma masuk, karena begitu dia hamil, dia akan terikat seumur hidup dengan hasil reproduksinya dan indung telur juga terbatas jumlahnya. Jadi harus yang benar2 "atas kesepakatan"yg boleh membuahinya. Wanita bilang: Apakah kamu mau bertanggung jawab dan tetap ada disampingku melindungi aku dan anak2ku? Tunjukkan kalau kamu serius. Ayo tujukkan... ayo tunjukkan... mana... mana? Ini sih kurang... mana lagi...? Nah, begitulah wanita, sehingga wanita adalah makhluk yang punya keunikan, yaitu Emotion, sedangkan pria lebih Logical. Kita sudah tahu, emotion penuh dengan kontradiksi, tidak jelas kesini atau kesitu, selalu menuntut. Basically, karena didalam dimensi Reptilian, bagi wanita, reproduksi taruhannya adalah nyawa (misalnya bahaya kematian dalam persalinan) dan keterikatan seumur hidup dengan keturunannya, wanita butuh komitmen. Kebutuhan akan KOMITMEN yang membuat dia berperilaku spt itu.

Cara gampang untuk memvisualisasikannya adalah dengan membandingan:

  • Pria bisa dibayangkan seperti kotak dengan tuas switch ON dan OFF dan ada lampunya. Kotak ini jelas, bila tuas digeser keatas, lampu menyala, berarti tandanya ON. Bila digeser kebawah, maka lampu mati, berarti OFF
  • Wanita bisa dibayangkan seperti kotak dengan tuas switch ON dan OFF dan ada lampunya, tapi tidak jelas apakah sedang ON atau sedang OFF, atau bahkan tidak kedua-duanya, atau iya kedua-duanya, bahkan lampu menyala juga belum tentu ON.

Apa yang saya utarakan bukanlah menjelekkan wanita, namun justru ini adalah suatu fenomena yang luar biasa. Perbedaan ini tentunya kehendak Yang Maha Kuasa, dan bagi manusianya sendirilah yang harus memahaminya. Dengan memahami kedua perbedaan inilah justru kita memiliki lebih banyak pilihan dalam hidup.

Contoh:

  • Bila seorang suami tidak faham akan keinginan isterinya yang sebenarnya, maka kehidupan pernikahan akan dipenuhi konflik, apalagi kita hidup di alam Patriarki yang penuh dengan dominasi Pria. Bisa terjadi, dalam komunikasi yang mentok ini akan berakhir dengan kekerasan didalam rumah tangga. Dengan memahami alam fikir wanita, maka suami akan lebih paham mencari solusinya.
  • Bila seorang wanita menuntut kesetaraan gender atau bahkan secara lebih extrim ingin menjadi seorang Feminist. Bila ia tidak tahu code wanita secara biologis, faham Feminisme juga akan salah kaprah. Mereka akan menjadi militan, mengecilkan fungsi pria, mengabaikannya, menganggapnya mahluk yang tidak penting. Bila pria dibegitukan, maka tentu akan terjadi konflik lagi.

Jadi, sebenarnya peran komitmen ini akan selalu menjadi titik sentral dalam kehidupan wanita. Bila anda sedang dalam suatu interaksi dengan wanita, anda harus memperhatikan faktor ini. Bila anda berhasil mengetahui komitmen apa yang wanita butuhkan dalam suatu interaksi baik binis, sosial, komunikasi dll, maka anda tidak akan pernah dipusingkan dengan sifat wanita yang misterius.

========================

CULTURE
Pada saat manusia dilahirkan, manusia masih dalam kondisi tidak sempurna, maksudnya: masih butuh asuhan manusia lainnya. Bila kita tinggalkan bayi dihutan, maka bayi ini akan mati. Maka dari itu, peranan manusia lainnya (khususnya ibu) dalam memperpanjang dan menghidupi bayi tersebut adalah sangat penting. Dalam konsep diatas dimana manusia dilahirkan dalam keadaan tidak sempurna, maka proses penyempurnaan manusia baru ini membentuk suatu interaksi sosial. Contohnya: bagaimana sang merawat talipusar bayi tersebut, menyusui dan menggendong, mengajari dan sebagainya. Maka dari situ, muncullah values yang sangat kaya dengan racikan perilaku, tatanan, bahasa, tradisi, cara-cara, interaksi dan lain-lain.

Lihatlah foto ini. Apakah ada orang bule menggendong seperti ini? Eeeh, ingat-ingat lagi juga, kok hampir2 mirip dengan kita (saya, anda) yang juga pernah digendong pakai selendang Batik. Hmmm.. kenapa hampir seragam diantara kita, waktu kecil digendong pakai selendang batik?? Jangan-jangan ini kebiasaaan? Bukankah semua itu adalah budaya? Bukankah itu sangat spesifik untuk suatu kelompok? Hmmm mulai jelas bukan? Selanjutnya, bila dihubungkan antara biologi dan budaya, maka budaya/culture yang diterapkan pada si Bayi adalah Survival Kit bagi si Bayi. SurvivalKit inilah yang membimbing, sekaligus dipakai si bayi tumbuh dan akhirnya dewasa. Lihat lagi pandangan anak kecil itu. Ia ingin tahu, ada apa? mengapa? Masa-masa seperti inilah ia merekam (imprint) kesan-kesan yang dialaminya, khususnya yang mendalam. (last updated 12/02/07)


"Culture adalah Survival Kit"

MENTAL SCRIPT ANDA
Bagian ini, kita membicarakan tentang anda, personaliti anda, kita sebut Mental Script. Dimensi ini adalah Dimensi SADAR/conscious. Bila kembali pada pembahasan Archetype yang mencari Pola Dasar suatu kelompok dengan cara mencari kesamaan-kesamaan perilaku dialam bawah sadar (collective unconscious), maka Personality/Mental Script kurang bisa dijadikan landasan. Untuk diketahui, sebenarnya tidak ada manusia yang sama. Bahkan Kembar pun punya sidik jari yang lain, dan kembar juga lahir tidak bersamaan bukan?

Bayangkan bila anda baru berkenalan dengan seorang gadis cantik/pria tampan. Secara sadar, anda biasanya akan menampilkan hal-hal yang bagusnya saja dari diri anda, supaya lawan bicara anda senang. Sering kali pula, apa yang kita katakan bukanlah hal yang sebenarnya. Orang bilang, munafik. Kita sadar kalau kita banyak menampilkan sisi-sisi artifisial dalam aktivitas sosial kita. Kita juga berusaha menghindari konflik-konflik dalam bersosialisasi. Kadang, kita lebih cenderung menekan apa yang sebenarnya ingin kita katakan, karena takut menyulut konflik dengan lawan bicara. Kita lebih senang mengatakan apa yang "aman" bagi kita.

"Personality berasal dari Bahasa Latin = Topeng"

Jadi, apa yang orang katakan dan lakukan (what people say and do) adalah sesuatu yang digerakkan oleh alam sadarnya. Ia yang muncul di permukaan dan merupakan pucuk dari Piramida ini. Tepat dibawahnya, terdapat alam bawah sadar lapis terluar, yaitu Personality/Mental Script anda. Anda tinggal melihat Piramida ini. Bila anda hanya mencari personality anda saja, perjalanan anda cuma sampai disini. Namun, bila anda ingin menggali lebih dalam, jelas masih ada yang lebih substansi dalam menelusuri teka-teki culture code, yaitu menjelajahi culture. Dimensi Sadar adalah dimensi Cortex kebanyakan telah banyak diselimuti oleh rasio dan intelektualitas anda dan pengaruhnya terlemah. Area Limbic dimulai dari Personality/Mental Script Anda, lalu lebih dalam, lebih dalam, lebih dalam, sampai ke dimensi Reptilian.

Pada saat orang memuji barang dagangan kita, cortex kita berfikir: wah, kalau orang memuji barang kita, pasti barang ini oke punya. Atau, menurut penelitian yang scientific dan terukur, produk inilah yang dibutuhkan masyarakat. Tetapi ternyata setelah diluncurkan, produknya tidak laku! Ternyata orang cuma memuji-muji tanpa pernah membeli. Wah, ini sudah tidak rasional, ini pasti emotional. Dalam pergulatan bathin antara beli dan tidak beli, seseorang perlu di pencet "TOMBOL REPTILIANNYA", sesuatu yang bisa mengenai instinknya. Disinilah menariknya teori ini. Kita bisa mencari TOMBOL REPTILLIAN tersebut.

1 comment:

Anonymous said...

Kalo balki memang selalu menyederhanakan suatu teori dengan idiom2 pengalaman keseharian dan ilmu hikmah..
Kalo gue selalu mencari underlying principles...kaidah-kaidah paling mendasar dari suatu fenomena...
Itulah kenapa gue sampai terdampar mempelajari neourosains...mencari rahasia perilaku manusia sampe ke tingkat atom.
Suatu perjalanan yang skeptik emang...

Gw coba in-depth dari sisi ilmu otak :
Otak reptilian disebut juga paleocortex alias otak purba sebagai perangkat survival dan reproduksi...
Otak limbik adalah pusat emosi dan disinilah letaknya motivasi
Otak Korteks yang kita bicarakan sebenarnya adalah neocortex yaitu perangkat nalar..tapi tidak menghasilkan motivasi

Paleocortex tumbuh lebih dulu semenjak janin sampai bayi..jaringan ini berkembang dari cetak biru gen yang telah lolos seleksi alam dan bertahan ribuan tahun membawa informasi (arketip) setiap generasi..arketip ini bisa di analogikan dengan file metadata yang diembedd dalam foto digital. File ini disimpan dalam memori bawah sadar (implicit memory). Paleocortex terhubung langsung dengan susunan syaraf tulang belakang membuat suatu mekanisme reflex yang disebut dengan raw instinc. Struktur ini juga berhubungan dengan fungsi2 vegetatif. Ini kali yang disebut watak dasar.

Nah peranan murni gen berhenti sampai disini..selanjutnya adalah pengalaman dan pengaruh budaya yang mengambil peranan dalam pembentukan jaringan otak berikutnya yang disebut neocortex (yang telah kita bicarakan diawal2 diskusi..) Neokorteks dalam evolusinya terutama berkembang pesat saat nenek moyang kita menguasai bahasa.
Denah persambungan atau wiring diagram dalam otak berkembang semakin rumit sejalan dengan kompleksnya dunia tempat kita hidup. Setiap kita mempunyai pengalaman atau keahlian baru maka setiap kali terbentuk satu jalur sinapsis (pathway) dari satu sel syaraf ke sel yang lain dan membentuk sebuah pola kumulatif. (satu pola berarti satu paket ketrampilan tertentu, dengan satu jalur ke gudang memori dan satu jalur lagi ke limbik yang berujung di sistem syaraf motor). Semakin pintar lingkungan kita berada. Semakin kompleks pathways tersebut. Bisa berjumlah miliaran. Disini terjadilah jagad kecil dari seleksi alam...pola2 yang jarang dipakai akan rusak dengan sendirinya, dan pola2 yang sering digunakan semakin tegar simpulnya. Itulah mengapa otak kita bekerja sangat efisien.
Seluruh proses yang terjadi disini kita sebut proses belajar, proses persepsi, dan proses nalar.

Limbik Disebut gudang emosi dan lebih penting dari itu tempat bangkitnya motivasi! why?
Tidak seperti korteks, limbik mempunyai mekanisme pemuasan. Ada serabut serabut kecil yang berujung disatu tempat bernama nucleus acumben yang bila mana digelitik akan menghasilkan perasaan menyenangkan (sensasi). Sensasi seperti ini menuntut terjadinya pengulangan. Dari sinilah timbul motivasi. Dari motivasi lahir tujuan. Motivasi dan tujuan hanya bisa diwujudkan dengan bantuan cortex (perangkat nalar) terutama pada saat situasi tidak mudah dan memerlukan keputusan moral. Keputusan ini menyangkut sistem nilai dan kebudayaan serta melibatkan persepsi-persepsi yang terbentuk dalam neokorteks.
Tapi limbik terkadang dapat mewujudkan motivasinya dengan mengandalkan sekutu memori bawah sadar dan otak reptilian (paleocortex)..terutama dalam situasi survival atau darurat.
(sudah dijelaskan seblu)

korteks berujung pada kesimpulan, sementara emosi berujung pada tindakan
Dan karena otak nalar tidak mempunyai motivasi seperti otak limbik. Segala rangsangan imbalan yang rasional tidak akan membangkitkan apapun.
Namun ketika tombol emosinya seblu disentuh..maka baru seseorang bisa bergerak....setuju banget dengan tesisnya seblu....

Ini juga menjelaskan mengapa peradaban makin maju namun kejahatan, perang, pembunuhan, dst tetap merajalela?
Karena nalar tidak menetapkan atau mengubah tujuan. Kemajuan teknologi hanya akan mempercanggih alat2 atau cara2 untuk mencapai tujuan yang sama. Motivasi dan tujuan digerakan oleh perangkat dalam otak yang ternyata begitu purba..

Tadinya gw menyangka kekejaman, brutalitas dan barbarisme berkorelasi dengan kebodohan. Tapi sejarah juga memperlihatkan fakta bahwa dibalik gerakan Nazi adalah orang2 intelek bernalar dan berbudaya. Contoh lain, Bush, Amrozi, dan Dr. Azhari.

Dari rincian diatas kita melihat bagaimana sifat yang berasal dari alam gen (paleokorteks) dan pengalaman dengan lingkungan hidup kita (neokorteks) bersama-sama emosi menentukan perilaku. Sama seperti keduanya membentuk raga. Naluri, emosi dan pembelajaran memberi kita cara bereaksi yang tak terkira banyaknya. Kemampuan ini makin canggih seiring dengan membesarnya volume otak neneng moyang kita.

Kesimpulan..
jangan mempercayakan nasib dan masa depan kita secara berlebihan pada nalar

Anjrit panjang pisaaan....hek..hek..hek..! (cape)

iman kohar
http://iman90.multiply.com/journal/