!!!!!

Harus dibaca semua dulu dengan urut dari bawah: Archetype, Reptilian Brain, Limbic Brain, Cortex Brain & Pyramind of Unconscious.

The Indonesian Culture Code

A little Paradigm Shift must be prepared over here.
A critique I got: Too many foriegn case studies. Where is the Indonesian case study? Well, I don't have any, or it's still too litle. If it doesn't appears here it means we are still lack of it. Lets find out together, this the reason for this Blog. You are going to help me.

Saturday, February 3, 2007

Otak ke 1: Reptillian

REPTILLIAN BRAIN
Reptillian = reptile? Tunggu, anda jangan pergi dulu. saya hanya memaparkan jejak-jejak temuan biologis dan tidak membuat judgment. Boleh saja anda tidak mempercayai teori ini, namun luangkan waktu anda untuk melihat juga fakta-fakta yang disajikan oleh Biologi. Yang jelas, ini bukanlah istilah yang baru direka-reka kemarin sore, namun istilah yang berasal dari penelitian Paul D. MacLean dari Yale University tahun 1935. Mengapa disebut begitu, karena pada masa embrio/pra-natal bentuk fisiologis janin manusia memiliki kemiripan dengan reptil dan mamalia. Dan manusia masih menyimpan peninggalan evolusi ini. Kita sudah terlahir dengannya, ini bukan sesuatu yang didapat (acquired) setelah kita lahir, jadi ini adalah sesuatu yang diturunkan. Otak ini terprogram untuk 2 hal utama saja yaitu Survival & Reproduction. Elemen-elemen utama ini adalah sangat fundamental dalam menentukan kemampuan survival dari suatu species.

Nun jauh didalam otak kita, walaupun kita tidak mengetahui secara jelas, namun secara instink kita tahu apa yang harus kita lakukan. There is a Reptillian Intellegence, it’s a program for survival. We know what to do, we know what is the priority.

Survival
Bila kita tidak bisa survive dan tidak bisa bereproduksi, maka spesies kita akan punah. Jadi, bisa kita lihat bagaimana perkasanya otak reptillian ini: AKU HARUS MAMPU SURVIVE. Bila tidak berfungsi maka spesies manusia akan punah. BTW, lihatlah proses evolusi pada binatang. Setiap binatang (mamalia) punya otak reptilian yang relatif sama, dan bila elemen utama tadi tidak berfungsi, misalnya tidak menemukan jenis species yang sama untuk berkembang biak, maka spesies akan punah. Inilah faktor kekuatan yang akan kita jabarkan secara lebih advance.

Reproduction
Lalu, apa arti reproduction? Akan sangat mengejutkan bagi anda, bahwa menurut Rapaille, CANTIK(Beauty) ternyata merupakan Dimensi Reptillian! Apa maksudnya? Maksudnya: saya akan menganggap seseorang cantik: bila saya merasakan GEN SAYA digabung dengan GEN DIA (lawan jenis), memperlihatkan kecocokkan dan kesempatan untuk bisa lebih SURVIVE. Bila saya penduduk Eskimo, orang gemuk saya anggap cantik, karena ia dianggap lebih mampu bertahan di musim dingin. Bila saya gabungkan gen saya dengan gen dia, maka keturunan-keturunan saya akan lebih terpelihara dan lebih survive di musim dingin yang panjang. Didaerah lain, dimana berlari berlari cepat mengindari kejaran binatang buas itu penting, maka yang cantik adalah yang memiliki kaki yang panjang. Karena gen saya bila digabungkan dengan gen dia akan menghasilkan keturunan yang mampu berlari kencang menghindari kejaran singa misalnya. Nah kesan relatifitas dari KECANTIKAN ini trenyata dapat lebih dimengerti bila kita gunakan cara fikir otak reptillian ini. Nun jauh didasar sana, secara tidak sadar, dan tak terprogram, anda tertarik pada orang lain yang mampu memberi kesempatan bagi gen anda untuk survive.

========

Lanjutan Reproduction, 08-03-07

Kemarin saya mendapat input dari kawan saya Pipit yang mengajukan buah pemikiran Leon Festinger. Setelah saya cari-cari, saya mencoba mengkait-kaitkan sendiri. Rupanya Festinger berbicara mengenai beberapa konsepnya antara lain ialah Cognitive Dissonance dan Social Comparation Theory.

Social comparison theory helps explain why people yearn to emulate the models they see in the media. Proposed by Leon Festinger (1957), social comparison theory suggests that people judge themselves largely in comparison to others. Want to know if you are attractive, popular, healthy, or smart? The only answer may lie in how you stack up to the people around you.

Membaca penjelasan mengenai Social Comparison Theory ini dan mengkait-kaitkan dengan bagaimana prinsip otak Reptilian bekerja dan menjalankan misi Reproduction, mungkin dapat dikatakan bahwa LINGKUNGAN (termasuk komponen sosial, manusia-manusia) sangat berpengaruh membentuk persepsi manusia-manusia yang tinggal disitu. Apakah ini bisa berarti manusia memiliki kecenderungan "latah"? Contohnya ialah definisi-definisi mengenai cantik (Beauty) yang kita bicarakan sebelumnya. Apakah konsep Festinger bisa menjadi referensi pendukung teori Reptilian ini? Silahkan anda menilai dan memberi saran.

===========



Bayi
Kita bisa lihat di televisi, bila pada suatu acara, pembawa acara membawa bayi manusia atau bayi hewan piaraan, bayi-bayi ini pasti lebih menarik perhatian kita dibandingkan sang pembawa acaranya. Lihatlah juga pengemis-pengemis dijalan raya, bila ia menggendong bayi/anak, hati kita akan langsung luluh. Mengapa, karena otak reptillian kita sangat termotifasi dan teraktifkan oleh sinyal Survival and Reproduction. Mengapa, karena dalam hal reproduksi, otak kita berkata: bayi adalah hasil reproduksi kita yang harus kita selamatkan.



Sex
Bila saya sebut Reproduksi, dalam banyak budaya biasaya yang langsung terfikirkan adalah dimensi SEXUAL. Tapi, cobalah fikirkan lagi: ternyata aktivitas sex ini bersifat sangat short time dan ternyata merawat bayi membutuhkan waktu yang jauh lebih lama. Jadi, Sex hanyalah satu elemen yang singkat saja, ia adalah salah satu bagian/sub dari reproduksi, bukan intinya. Ternyata PERTUMBUHAN/GROWTH: merawat anak-anak anda, memastikan anak-anak anda akan mampu survive, (secara tidak langsung apa yang anda lakukan adalah memastikan gen anda bisa survive) ternyata ini yang lebih utama dan penting. Di Level Reptillian, kita menganggap telah mencapai misi kita bila kita telah mampu melihat generasi penerus kita, kita dapat melihat masa depan kita. Sebagai contoh, ada seorang kakek 70 tahun, mengatakan sangat puas karena ia bisa melihat anak, cucu, cicit berkumpul. Ia dapat melihat 3 generasi didepannya. Ia mengatakan sangat merasa nyaman dan merasa sudah menyelesaikan tugas sebaik mungkin bagi keluarganya. Dalam banyak hal, sinyal survival dan reproduksi ini memberi kita kesan KEABADIAN/IMMORTALITY. Apabila kita yakin gen kita berhasil survive, bila kita yakin anak-anak kita berhasil survive, kita tidak merasa mati sia-sia. Walaupun saya sudah tidak ada didunia ini lagi, tapi generasi penerus saya akan terus survive. Inilah kekuatan dari Reptillian.



No comments: