!!!!!

Harus dibaca semua dulu dengan urut dari bawah: Archetype, Reptilian Brain, Limbic Brain, Cortex Brain & Pyramind of Unconscious.

The Indonesian Culture Code

A little Paradigm Shift must be prepared over here.
A critique I got: Too many foriegn case studies. Where is the Indonesian case study? Well, I don't have any, or it's still too litle. If it doesn't appears here it means we are still lack of it. Lets find out together, this the reason for this Blog. You are going to help me.

Saturday, February 3, 2007

Archetype

Archetype bila dilihat dikamus bahasa Indonesia berarti Pola Dasar. Maksudnya adalah pola dasar secara kolektif yang menjadi landasan pengertian asosiatif terhadap suatu KATA atau kalimat. Namun secara keilmuan, definisi archetype adalah lebih rumit lagi. Dengan mempelajarinya kita masuk kedalam suatu perjalanan pecarian dan pemecahan arti kode-kode perilaku dan budaya yang tidak banyak diketahui orang. Teori Archetype yang terkenal berasal dari Carl Gustav Jung. Namun saat ini, secara kreatif, Dr Clotaire Rapaille mencoba memformulasi teori tersebut menjadi sesuatu yang aplikatif pada kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai Desainer dan Entepreneur, exercise dengan pola fikir yang kreatif sangat berfaedah dalam membuat karya desain maupun pendekatan analisa kultural atas segala sesuatu. Segala aspek sosial, komuniasi maupun enterpreneurship dapat memakai pola fikir ini. Maka dari itu kebanyakan pada pembahasan-pembahasan kita ini saya akan cenderung mengarahkan pada yg lebih aplikatif, sekali-sekali juga mengintepretasi secara historis dan filosofis. Tentu saja dalam sudut pandang seorang Antusiast, karena saya bukanlah scholar dalam hal psychoanalysis.

Posting artikel tentang Archetype, Reptilian, Limbic, Cortex dan Juga Pyramid of Unconscious didalam Blog ini, saya hanya menuturkan kembali apa yang telah dikerjakan oleh Rapaille, Jung, kadang juga Freud. Saya ingin berbagi rasa dengan anda dalam memahami pemikiran mereka. Setelah itu, saya akan mengajak anda bersama-sama dengan saya menjadi Indiana Jones dalam menggali culture codes Indonesia. Mari kita mulai!

IMPRINT
Rapaille dahulu adalah seorang psikiatris yang spesialisasinya adalah anak-anak penderita Autis, anak yang tidak bisa berbicara. Pada saat itu ia mencoba mencari apa penyebab mengapa si anak tidak bisa belajar bahasa/berbicara secara normal. Dalam penelitiannya di Geneva, diketahui bahwa EMOSI adalah faktor utama yang sangat berpengaruh dalam menciptakan IMPRINT (kesan mendalam yang bertansformasi menjadi asosiasi/persepsi) atas suatu KATA. Segala sesuatu yang kita lakukan, selalu didasari oleh IMPRINT yang PERTAMA, dan imprint di OTAK ini diciptakan oleh EMOSI. Emotion adalah kekuatan yang menghasilkan neurotransmitter (reaksi kimiawi hormon) yang saling menciptakan interkoneksi antara neuron (sel saraf otak) yang satu dengan neuron yang lain didalam otak. Agar terjadi interkoneksi antar neuron, neurotransmitter tadi harus mampu dibangkitkan. Pada anak-anak Autis, mereka bukannya bodoh bahkan banyak yang sangat cerdas, tapi mereka tidak memiliki kualitas emosi yang sama dengan kita, sehingga ia tidak mampu membangkitkan neurotranmitter dengan kualitas yang sama dengan kita.

RainMan adalah contoh yang baik. Walaupun RainMan tidak sepenuhnya autis (karena ia masih bisa bicara), tapi ia adalah ilustrasi yang bagus bagi orang awam untuk mengerti mengenai emosi. Pada saat ia dicium oleh seorang wanita didalam lift, si wanita bertanya; bagaimana rasanya, ia jawab; mmm basah. Pada saat RainMan pergi, saudaranya sangat emosional tapi RainMan terkesan lempeng-lempeng saja. Nah, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa Emotion adalah faktor yang teramat penting dalam penciptaan persepsi.



THE NOTIONS OF TIME
Menelusuri masa/waktu menjadi sangat penting. Dengan menelusuri saat terciptanya IMPRINT PERTAMA, kita akan mampu menemukan jalan untuk memahami EMOSI MACAM APA yang digunakan utk menciptakan imprint tersebut. Lantas, imprint pada waktu yang bersamaan menciptakan MENTAL HIGHWAY yang berkaitan erat dengan KATA atau LABEL. Anak memiliki tingkatan emosi yang berbeda-beda berdasarkan tingkat perkembangan hidupnya. Pada tahap awal ia sangat emosional, namun semakin besar dan dewasa semakin otak dikuasai oleh Otak Cortex, tingkat emosinya semakin berkurang dan menjadi lebih rasional. Jadi, mencari tahu KAPAN sesuatu itu tercetak (IMPRINTED) adalah hal penting.

Ilustrasi I: Saat Folgers Coffee, perusahaan pembuat kopi di Amerika mencari imprint Kopi bagi orang Amerika, mereka meneliti bahwa pengalaman pertama anak-anak di Amerika mengenai kopi adalah pada umur sekitar 2 tahun. Tapi pada saat itu ternyata anak belum minum kopi. Lalu apa interaksi pertama anak dengan kopi? Ternyata pengalaman pertama mereka adalah tentang AROMA. Mungkin mereka mencium aroma dari kopi yang diminum orang tuanya. Pada saat sudah agak besar, anak Amerika mulai mencoba kopi dan ternyata tidak suka rasanya. Lalu mereka menambahkan susu dan cream untuk menyembunyikan rasa kopi itu. Penelitian oleh P&G membuktikan bahwa 65% orang Amerika lebih suka aroma kopi, 45% lebih suka rasa. Nah, dari sini tersajilah pilihan bagi perusahaan pembuat kopi, apakah mereka mau menguasai aroma atau rasa? Secara imprint telah diketahui bahwa terdapat tingkatan-tingkatan emosi yang berbeda kekuatannya, maka kita tinggal mempelajari tingkatan itu, dengan itu kita memprioritaskan langkah kita. Pengalaman yang pertama selalu akan lebih kuat dibandingkan dengan pengalaman yang kedua. Temuan ini akan menjadi faktor penentu untuk membuat produk, advertising maupun strategi komunikasi.

THE NOTIONS OF LANGUAGE
Diketahui pula bahwa setiap KATA yang kita imprint, setiap element kehidupan yang kita imprint, memiliki KODE. Kode ini sangat penting dan dapat kita pecahkan. Penelitian Rapaille juga memasuki wilayah ARTI KATA. Ia melakukan pengamatan saat mempelajari cara anak-anak belajar bahasa Jerman, Perancis dan Italy. Diketahui bahwa KATA juga dapat diartikan berbeda antara budaya satu dan budaya lainnya. KATA yang SAMA bisa memiliki arti yang BERBEDA di negara lain.

Ilustrasi II: apabila anda ingin berbisnis shampoo dan anda ingin memakai simbol MATAHARI (SUN). Misalnya diberi merk SUNSILK dan ingin menjualnya di Perancis dan Jerman. Bila kita tidak tahu bahwa SUN memiliki arti imprint dan KODE yang berbeda antara Jerman dan Perancis, kita dapat melakukan kesalahan strategi komunikasi. Bagi Perancis, SUN adalah laki- laki, Louis XIV adalah The Sun King. Bagi Perancis, laki-laki bersinar, brilliant. MOON adalah feminin (laluna), sifatnya Up and Down, active at night. The moon doesn’t shine by her self, She receives the light from the Sun. Ternyata pada budaya Jerman bertolak belakang dengan Perancis. Bagi Jerman SUN adalah wanita. Bagi orang Jerman, hanya wanita memberi sinar dan kilau pada dunia. Wanita Jerman juga macho berani pada pria. MOON bagi mereka adalah pria. SUN adalah wanita. Pria jerman bersifat Up and Down seperti wanita. Churchill pernah berkata: Your can always expect the German to be up to your throat and down to your knees. Up and down. Pria Jerman selalu ingin menjadi Dewa dan harus menjadi yang TERTINGGI, dan bila ia gagal mereka akan merasa DOWN. Kematian tidak cukup, kehancuran adalah solusi satu-satunya. Bila kita lihat dahulu seragam tentara Jerman sangat gelap, seperti Bulan. Nah, jadi bisa dilihat bahwa budaya suatu negara dapat diartikan lain oleh budaya lainnya.

Ilustrasi III: Suatu saat Nestle mencoba teory ini untuk menjual kopi di Jepang 30 tahun yang lalu. Pada saat itu Nestle tidak sukses menjual kopi instant di Jepang. 30 tahun yang lalu Jepang tidak kenal kopi, maka solusinya adalah menciptakan IMPRINT untuk anak-anak jepang, dengan cara menambahkan RASA kopi tanpa kafein pada beberapa jenis makanan anak-anak. Dan ini ternyata berhasil.

Mengapa kopi di Italy sama sekali berbeda dengan kopi di Amerika? Bila anda meminum kopi sebanyak orang Amerika tapi yang anda minum adalah kopi Italy, bisa bisa anda mati berdiri! Karena konsep kopi dan perilaku minum kopinya berbeda diantara kedua negara itu. Mengapa makan malam di Spanyol dan di Amerika waktunya berbeda? Jika anda ingin makan malam pukul 5.30 di Spanyol, jam segitu tidak ada restoran yang buka. Sebaliknya di Amerika, ada sudah bisa mulai makan malam pukul 5.30. Kalau begitu, pasti ada yang berbeda, inilah yang ingin dicari.

Untuk dapat memahami Cultural Archetype lebih baik, ada elemen- elemen yang berbeda yang harus dipahami, anda harus memahami pertama adalah:

THE THREE BRAINS THEORY:
Walaupun otak kita terdiri dari banyak bagian, namun dalam pembahasan mengenai Culture Code, terdapat tiga bagian otak yang lebih berperan dibandingkan dengan bagian-bagian otak yang lain. Memahami peran ketiga otak ini, Reptillian, Limbic dan Cortex, sangat penting dalam "melacak" cara-cara kita meng-IMPRINT kehidupan.

Teori 3 otak Ini adalah cara baru untuk mengetahui WHY PEOPLE DO WHAT THEY DO. Begitu anda pahami teori tiga otak ini, anda akan terus menggunakannya. Anda akan menggunakannya sebagai referensi dalam melihat apa yang orang kerjakan, bagaimana ia mengerjakannya, mengapa mereka lakukan. Terdapat tingkat-tingkatan berbeda dalam interpretasi mereka, perilaku mereka dan apa yang akan mereka ucapkan. Teori akan sangat berguna bagi pekerjaan anda, baik Product Mangement, Adverstising, leaderships, reward & recognition, loyalty dan lain-lain. Semua aspek kehidupan, pekerjaan dan bisnis dapat memakai pendekatan ini.

THE PYRAMID OF THE UNCONSCIOUS
Merupakan keterhubungan antara "Biology", "Culture" and "Personal Script Anda". Alasan Biologis ternyata adalah dasar dari segalanya. Ia adalah titik sentral yang mampu menjawab asal mula perilaku kultural dimana kehidupan sebenarnya adalah masalah prioritas bertahan hidup dan meneruskan keturunan (Survival and Reproduction).

No comments: